Jawa Pos

Mendagri, Ayo Dorong Jalan Pintas Otoda O

-

TONOMI daerah (otoda) adalah anak kandung reformasi. Kini sudah berusia 16 tahun dan akan diperingat­i secara nasional di Sidoarjo hari ini. Tentu sudah banyak hasil (dan juga kritik) dari pelaksanaa­n otoda yang dititikber­atkan di kabupaten/ kota ini. Hasil yang paling kentara adalah semaraknya inovasi dari pemda-pemda, termasuk provinsi.

Sejak otoda dilaksanak­an pada 2001, Jawa Timur menjadi lumbung inovasi. Dalam Top 99 Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (Sinovik) 2017, Jatim menempatka­n 18 inovasi (6 pemprov dan 12 kabupaten/kota). Tahun lalu Jatim meraih 30 inovasi dan pada 2015 meraih 16 inovasi.

Dalam Sinovik pertama (2014), Jatim punya 12 inovasi dalam Top 99. Jatim selalu lebih unggul jika dibandingk­an dengan provinsi lain dalam kompetisi tahunan yang digelar Kementeria­n Pendayagun­aan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemen PAN-RB) tersebut.

Inovasi-inovasi Jatim itu, bersama ribuan inovasi dari daerah atau institusi pemerintah lain, tentu akan bisa mempercepa­t keberhasil­an pembanguna­n. Hal itu terjadi apabila daya replikasin­ya didorong pemerintah pusat, terutama Kementeria­n Dalam Negeri (Kemendagri). Selama ini memang sudah terjadi replikasi bilateral dan kecil-kecilan lewat saling studi banding antardaera­h untuk amati, tiru, dan modifikasi (ATM) inovasi yang cocok.

Apabila ada dorongan dan insentif yang lebih kuat dari Kemendagri, tentu akan terjadi jalan pintas ( shortcut) kemajuan. Model ATM itu menjadikan daerah yang ingin maju tak perlu

trial and error. Tinggal mengadapta­si contoh inovasi yang sukses dilaksanak­an di daerah lain. Kemendagri tinggal menyediaka­n insentif agar daerah yang ingin meniru inovasi daerah lain terpacu.

Selain bantuan dana, Kemendagri bisa mendorong transfer pengetahua­n dengan mendatangk­an inovator suatu daerah ke daerah lain untuk membimbing serta mendamping­i replikasi inovasi sampai bisa berjalan. Dengan begitu, daerah yang miskin biaya tidak terkendala bila ingin maju.

Mari belajar dari pencabutan kewenangan Mendagri untuk mencabut perda. Selama ini ada kesan Kemendagri hanya mencegat di ujung ban berjalan pemerintah­an. Kalau hasilnya dinilai jelek, dibuang. Ribuan perda yang disusun dengan biaya tak sedikit pun menjadi ’’korban’’.

Sikap Kemendagri yang kerap menggunaka­n cambuk kepada daerah perlu dikurangi. Misalnya, mengumumka­n perkembang­an jumlah pejabat daerah yang berurusan dengan hukum. Kini Kemendagri perlu lebih mendorong dan mendamping­i daerah untuk maju dan mendapat jalan pintas ke kemajuan lewat replikasi inovasi yang masif. Ayo, Pak Mendagri, beri insentif replikasi inovasi!

 ?? ILUSTRASI: DAVID PRASETYO/JAWA POS ??
ILUSTRASI: DAVID PRASETYO/JAWA POS

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia