Gempa Buyarkan Wisatawan
Di Pantai Pangandaran, Puluhan Rumah Rusak
TASIKMALAYA – Gempa cukup besar terjadi di Kabupaten Tasikmalaya kemarin diri hari (24/4). Guncangan dengan kekuatan 5,4 skala Richter (SR) itu melanda delapan kecamatan. Yang terparah adalah Kecamatan Selawu. ”Petugas kami masih terus mendata rumah yang terdampak gempa,” ujar Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya EZ Alfian.
Menurut dia, akibat gempa yang cukup lama itu, 43 rumah, 2 masjid, dan 1 madrasah rusak. Data tersebut, lanjut Alfian, merupakan hasil verifikasi BPBD hingga pukul 20.00 kemarin. ”Data itu sampai malam ini (pukul 20.00, Red),” kata Alfian saat dihubungi tadi malam.
Menurut dia, anggotanya meninjau dan memverifikasi langsung efek gempa ke daerah-daerah yang terdampak bencana alam. ”Itu tim khusus untuk menangani berbagai kejadian (bencana),” ungkapnya.
Kabid Darurat dan Logistik (Darlog) BPBD Kabupaten Tasikmalaya Denden Trio menjelaskan, sebelum diverifikasi, total kerusakan akibat gempa sampai pukul 16.00 mencapai 72 rumah, 4 masjid, dan 1 madrasah.
Atap bangunan-bangunan rusak akibat gempa. Dindingnya retak. Bahkan, beberapa atap luar rumah roboh karena tidak kuat menahan guncangan gempa.
”Untuk tempat ibadah, empat masjid rusak. Dua di antaranya tidak bisa dipakai lagi. Beberapa warga yang rumahnya rusak berat sementara mengungsi ke rumah kerabat,” ujarnya. Dua masjid yang tidak bisa dipakai lagi itu terletak di Kecamatan Taraju dan Salawu.
Akibat gempa tektonik tersebut, tiga warga Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, mengalami luka ringan. Ada yang terluka karena loncat dari tempat tidur, ada pula yang terkena kerikil. Satu orang lagi shock hingga sakit.
Wawan, 51, warga Desa Naglasari yang rumahnya rusak, menyatakan bahwa dinding rumahnya retak dan atapnya roboh. ”Saat kejadian, saya langsung lari keluar untuk menyelamatkan diri. Tak lama, atap rumah ambruk,” katanya.
Dia beserta istrinya mengungsi ke tetangga di belakang rumah. Wawan khawatir rumahnya roboh karena retakan cukup besar. ”Sebelum diperbaiki, sementara kami mengungsi,” ujarnya.
Sumiati, 30, warga Kesik, Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, mengalami luka ringan. Saat gempa, dia panik sehingga meloncat dari tempat tidur. Kakinya terluka karena terbentur lantai. ”Bahkan, saking terburu-buru, anak saya yang masih 8 bulan tertimpa reruntuhan,” katanya.
Gempa tersebut juga mengguncang Perairan Barat Daya Kabupaten Tasikmalaya Senin dini hari (24/4). Tak pelak, gempa itu mengagetkan warga dan wisatawan di Pantai Pangandaran. Karena sedang libur long weekend, Pantai Pangandaran dipenuhi wisatawan. Mereka pun berhamburan keluar penginapan ketika merasakan gempa.
”Gempa lumayan besar. Terasa sekali dan cukup lama. Seisi rumah langsung keluar,” tutur Iwan, 37, warga Desa Babakan, Kecamatan Pangandaran, kemarin (24/4).
Kepanikan juga dirasakan sejumlah wisatawan yang berlibur di Pangandaran. Arif Hidayat, 41, wisatawan asal Bandung, merasa sangat panik. ”Saya gemetaran. Hampir semua tamu hotel juga keluar kamar. Tapi, mereka tidak lari. Padahal, saya sudah siap lari karena lokasi dekat pantai,” ujarnya.
Dia mengaku baru tenang setelah mengetahui pusat gempa dari internet. ”Setelah setengah jam dapat informasi dari BMKG, nggak berpotensi tsunami.” (ujg/ nay/isr/obi/c21/end)