Jawa Pos

Lini Tengah Paling Banyak Kena Semprot

Lawan Borneo FC, Persegres Terapkan Man-to-Man Marking

-

GRESIK – Koordinasi lini tengah yang kurang serta lemahnya man-to-man marking. Itulah yang kini jadi fokus pembenahan Persegres Gresik United.

Hal tersebut terlihat pada latihan perdana setelah libur dua hari kemarin (24/4). Pelatih Persegres Hanafi meminta anak asuhnya yang ditundukka­n Semen Padang pada laga terakhir menerapkan gaya bertahan ketat. Pressing di tiap lini ditingkatk­an agar bisa menahan tim lawan yang memainkan gaya bermain menyerang.

Dalam latihan kemarin, Agus Indra Kurniawan dkk dibagi menjadi dua tim, yaitu inti dan pelapis. Mereka lantas memainkan game seperti biasa, 2x30 menit. Sistem man-to-man marking diterapkan di setiap lini.

Tak seperti biasanya, Hanafi terlihat sangat keras pada latihan itu. Dia tidak segan memarahi pemainnya yang salah saat melakukan man-to-man marking. ’’Biar mereka tahu, jangan seenaknya sendiri saat bertanding. Harus fokus,’’ ujarnya.

Yang paling banyak kena semprot adalah pemain tengah Persegres. Di antaranya, Rendy Saputra, Agus Indra, Fitra Ridwan, dan Obet Rivaldo Yulius. ’’Mereka sangat liar, tidak tahu mana kawan dan lawan. Numpuk semua, saya tidak suka,’’ kata Hanafi. Menurut mantan pelatih Perseru Serui tersebut, seharusnya para pemain sudah memahami penempatan posisi. Mengerti bagaimana harusnya bertahan dan menyerang. ’’Mereka sudah profesiona­l. Masak saya harus mengingatk­an berkali-kali,’’ tegasnya. Hanafi memang sengaja menerapkan disiplin keras kepada anak asuhnya dalam latihan kemarin. Dia tak mau kesalahan mendasar seperti ketika melawan Semen Padang terulang. Apalagi, calon lawan selanjutny­a adalah Borneo FC yang notabene memiliki materi pemain yang lebih baik. Kebo Giras –julukan Persegres– dijamu tim berjuluk Pesut Etam itu pada Sabtu (29/4). ’’ Bisa hancur kalau mainnya seperti itu. Jadi, harus diubah,’’ ucapnya.

Nah, untuk melawan Borneo FC, Hanafi menyadari kualitas timnya. Karenaitu,diameminta­strikerand­alannya, Patrick da Silva, bisa mencari celah. ’’Mereka punya bek yang tinggi-tinggi. Jadi, Patrick harus dapat memanfaatk­an skill individuny­a untuk mencetak gol,’’ tutur Hanafi.

Dia juga memperinga­tkan lini belakangny­a. Karena Goran Gancev sangat mungkin absen, dia ingin memaksimal­kan peran Herwin Tri Saputra dan M. Chairul Rifan. ’’Striker mereka (Borneo FC, Red) juga tinggi-tinggi. Herwin dan Rifan harus pandai ambil jarak dengan mereka,’’ imbuhnya.

Hanafi mengakui, mental bertanding pemain Persegres sangat kurang. Mereka tidak mempunyai fighting spirit jika lebih dulu ketinggala­n gol. Di satu sisi, perilaku indisiplin­er jadi momok menakutkan di tubuh Persegres. ’’Kalau waktunya istirahat ya lakukan dengan baik. Jangan seenaknya sendiri,’’ ucapnya.

Hanafi berharap, sebelum berangkat ke Samarinda pada Kamis (27/4), anak asuhnya sudah berubah. Terutama membenahi kekurangan bermain dan mentalnya. ’’Jangan sampai habis lagi di sana. Lawan selanjutny­a lebih berat,’’ tambahnya. (rid/c18/ttg)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia