Jawa Pos

Demi Pembinaan, Kemenangan Nomor Dua

Selain di Surabaya, Fatahillah 354 melakukan pembinaan talenta muda di Bima dan berencana pula membuka SSB di Kupang serta Atambua. Filosofi pembinaan tecermin dalam 354.

-

BERDIRI pada 1996, sejak awal Fatahillah 354 difokuskan kepada pembinaan pemain. ’’Bagi saya, menang itu nomor dua. Yang utama adalah pembinaan pemain muda,’’ kata sang pemilik Fatahillah 354 Amang Mulya.

Komitmen Fatahillah terhadap pembinaan memang tidak perlu diragukan. Selain di Surabaya, klub berseragam warna biru itu melakukan pembinaan pemain di Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Mereka memiliki SSB dengan nama yang sama di sana. ’’Saya mendirikan SSB di Bima pada 21 November 2011 saat pindah ke sana. Saya melihat bakat sepak bola anak-anak (di Bima, Red) juga sangat bagus,’’ imbuh mantan jaksa tersebut.

Alhasil, kini skuad mereka juga dihuni pemain asal NTB. Sejak 2011 itu pula, Amang tergerak ingin melakukan pembinaan pemain di wilayah Indonesia Timur yang lain.

Dalam waktu dekat, rencananya dia mendirikan SSB di Nusa Tenggara Timur (NTT). ’’Rencana saya nanti juga ada di Kupang atau Atambua,’’ ujar pria 71 tahun itu.

Baik yang di Surabaya maupun di Bima, filosofi pembinaan pemain yang dilakukan tecermin dalam angka di belakang nama Fatahillah: 354. Menurut pelatih M. Siroth, angka 3 itu melambangk­an trisula. Jadi, pemain diibaratka­n ujung tombak.

Sedangkan angka 5 diambil dari Pancasila. Artinya, terang Siroth, Fatahillah menaungi pemain dari mana saja, tidak membedakan suku dan agama.

’’Adapun 4 adalah kebersamaa­n,’’ kata Siroth.

Di lingkup Persebaya, prestasi tertinggi Fatahillah adalah menjuarai Kelas Utama pada 2009. Ketika itu, Kompetisi Persebaya dibagi dalam Kelas Utama, Kelas I, dan Kelas II.

Karena prestasi itu, banyak pemain mereka yang kemudian direkrut oleh klub lain. Akibatnya, pada musim berikutnya, mereka harus terdegrada­si ke Kelas 1.

Hanya semusim di Kelas 1, mereka promosi kembali dengan status juara pada 2011. Klub yang berlatih di lapangan AURI, Semambung, itu pernah pula menjuarai Kelas 1 pada 2014.

Di Kompetisi Kapal Api Persebaya musim ini, capaian mereka tidak menggembir­akan. Dari tujuh laga grup B, mereka belum mengantong­i satu kemenangan pun dan hanya dua kali imbang.

Akibatnya, mereka terpuruk di dasar klasemen sementara. Tetapi, seperti disampaika­n Amang, kemenangan atau gelar bagi Fatahillah memang bukan yang utama. Yang terpenting adalah pembinaan. (dit/c4/ttg)

 ?? CHANDRA SATWIKA/JAWA POS ??
CHANDRA SATWIKA/JAWA POS
 ?? CHANDRA SATWIKA/JAWA POS ??
CHANDRA SATWIKA/JAWA POS

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia