Jawa Pos

Bersuara Merdu, Sering Terima Undangan Ngaji di Luar Kota

Suasana duka mewarnai peringatan Hari Lahir (Harlah) Ke-71 Muslimat NU di rumah Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa kemarin (24/4). Seorang pembaca Alquran meninggal saat tampil di hadapan ribuan orang yang menghadiri acara tersebut.

- GALIH ADI PRASETYO

PERISTIWA duka itu berawal saat Muhammad Ja’far Abdurrohma­n membaca surah Al Mulk. Semula tidak ada yang aneh. Ketika sampai pada ayat 2, tiba-tiba suara Ja’far tersendat. Lalu, menghilang. Bersamaan dengan itu, tubuhnya ambruk ke arah depan. Semua yang hadir tersentak. Sejenak, acara menjadi gaduh. Banyak yang bertanyata­nya tentang kondisi Ja’far.

Tim kesehatan yang ada di sana bergegas mengecek kondisi Ja’far. Beberapa saat kemudian, petugas kesehatan membawanya ke Rumah Sakit Islam Jemursari dengan ambulans. Beberapa jamaah yang mayoritas perempuan terlihat menitikkan air mata saat melihat Ja’far ditandu menuju ambulans.

Di rumah sakit, tim dokter menyatakan bahwa Ja’far meninggal dunia. Jenazahnya kemudian dibawa ke rumah duka di Jalan Wonocolo Gang VI. Pria yang tutup usia di umur 60 tahun itu dimandikan dan dimakamkan di TPU Wonocolo. Ja’far meninggalk­an seorang istri. Dia tidak mempunyai anak.

Tangis haru terlihat di rumah duka. Kerabat dan para tetangga tidak menyangka Ja’far begitu cepat meninggalk­an mereka. Ja’far diduga meninggal karena serangan jantung. Sesuai riwayat kesehatann­ya, Ja’far memang mengidap penyakit jantung dan komplikasi penyakit lain. ’’Mungkin dia kaget, ndredeg saat tampil di panggung, akhirnya kena serangan jantung,” ujar Muhammad Ikhsan, kakak Ja’far.

Ja’far memang sering dipanggil untuk melantunka­n ayat-ayat suci Alquran. Tampil di luar kota sudah menjadi kegiatanny­a saat ini. Namanya memang cukup dikenal. Maklum, dia merupakan juara MTQ Nasional sekitar tahun 80an. ’’Sudah sering ke mana-mana. Situbondo, Pasuruan, dan tempat lain di Jawa Timur,” kata Ikhsan.

Kesedihan mendalam juga dirasakan Khofifah Indar Parawansa. Apalagi, bukan sekali ini saja Ja’far menjadi pengisi acara Khofifah. ’’Setiap ada acara di sini, 99 persen beliau ada di tempat untuk membaca Alquran. Semoga beliau husnulkhat­imah,’’ ujar Khofifah. Ja’far memang dikenal aktif di berbagai kegiatan NU, terutama di lingkungan Wonocolo.

Khofifah mengenang Ja’far sebagai pribadi yang baik. Dia masih ingat betul ketika Ja’far diundang untuk menghadiri muktamar NU di Situbondo. Saat itu Ja’far juga membacakan surah Al Mulk. Kenangan itu menjadi pesan tersendiri bagi Khofifah. ’’Saya ceritakan ke keluarga Situbondo. Ini yang baca Alquran dulu waktu di Situbondo. Surah yang dibacakann­ya juga sama,” tutur Khofifah.

Suara Ja’far yang khas dan merdu membuat siapa pun yang mendengarn­ya merasa kagum. Mimik wajah yang sangat menghayati seakan menghipnot­is orangorang yang mendengar suaranya. Bakat Ja’far melantunka­n Alquran terlihat sejak muda. Melihat bakat tersebut, sang kakak mengirimny­a ke pondok pesantren di Kertomenan­ggal. Sejak itulah, kemampuan Ja’far terus terasah hingga berhasil menjuarai MTQ Nasional.

Ja’far juga dikenal sebagai seorang ustad atau guru ngaji di lingkungan­nya. Ja’far awalnya adalah seorang pedagang. Dia memiliki toko kelontong di samping rumahnya. Usia yang terus bertambah membuat dia tidak sanggup lagi mengurus toko. Akhirnya, toko tersebut dipindahta­ngankan. ’’Toko ini diberikan ke keponakann­ya yang sekarang,” kata Ikhsan. (*/c7/oni)

 ?? M. ALI FOR JAWA POS ?? HUSNULKHAT­IMAH: Ja’far saat membaca Alquran sebelum ambruk. Foto kanan, petugas medis memeriksa Ja’far setelah ambruk.
M. ALI FOR JAWA POS HUSNULKHAT­IMAH: Ja’far saat membaca Alquran sebelum ambruk. Foto kanan, petugas medis memeriksa Ja’far setelah ambruk.
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia