Meregang Nyawa di Antara Dua Lajur Rel
Bermain di Viaduk Kertajaya, Bocah Tersambar Kereta
SURABAYA – Seorang bocah ditemukan tewas setelah nekat bermain di atas viaduk Kertajaya kemarin (24/4). Dia terjerembap di antara dua lajur rel ketika KA Sancaka dan Penataran melintas. Korban terluka parah di bagian belakang kepala.
Hingga tadi malam polisi masih menyelidiki identitas korban. Tiga anak yang bermain dengan korban saat itu malah lari setelah mengetahui insiden tersebut. Selain itu, belum ada keluarga yang mengambil jenazah korban di RSUD dr Soetomo. ’’Masih Mr X. Kami tengah mencari,’’ ujar Kapolsek Gubeng Kompol Agus Bahari.
Polisi memanfaatkan beberapa petunjuk yang menempel pada diri korban. Yakni, mengenakan kaus hijau muda lengan panjang berlogo Yayasan Pendidikan Ma’arif. Di bawahnya ada tulisan 13 Februari 2014. Korban juga mengenakan celana 3/4 hitam dan memakai sandal jepit merah yang bertulisan ’’Arif’’. Umur korban diperkirakan 10–15 tahun.
Peristiwa tragis tersebut terjadi sekitar pukul 12.00. Saat itu korban bermain dengan tiga temannya. Mereka menunggu kereta api yang lewat.
Wahyu Giyono, warga yang tinggal di Jalan Kertajaya 2 KA, RT 01, RW 11, dekat lokasi kejadian, sempat mengusir anak-anak yang hendak menggepengkan paku tersebut. ’’Buat mainan keriskerisan atau pedang-pedangan itu lho,’’ tuturnya. Namun, sesaat setelah Wahyu pergi, empat bocah itu kembali lagi. Mereka lewat tangga di barat viaduk agar tidak ketahuan warga.
Robby Ismail, saksi yang lain, menceritakan bahwa kejadian itu diawali kepanikan anak-anak tersebut. ’’Kereta pas mau lewat dari dua jalur,’’ katanya. Tiga anak berhasil lari sebelum kereta lewat.
Nahas, korban terpeleset, lantas terjatuh. Dia pun terhantam kereta yang lewat. Bagian belakang kepala korban sebelah kiri terhantam kereta. Korban tampak tertelungkup dengan kepala menghadap selatan. Pergelangan kaki kanannya patah. Di antara dua rel kereta ditemukan darah yang berceceran di kerikil dekat lajur barat.
Mengetahui temannya tewas, tiga anak tersebut langsung lari. Warga di sekitar lokasi kejadian pun tidak tahu asal usul empat anak itu. Warga menuturkan, salah seorang di antaranya membawa nasi bungkus dan makan di tengah viaduk. Nasi bungkus yang berisi ikan lele dan telur itu hanya disentuh sedikit. Diduga, kereta lewat sebelum mereka sempat melahapnya. Telur hanya sempat digigit sepertiga. Lelenya yang masih utuh terempas dan menempel di rel kereta lajur timur.
Secara terpisah, Manajer Humas PT KAI Daop 8 Stasiun Gubeng Gatut Sutiyatmoko menyatakan, tidak ada masinis yang merasa telah menabrak seorang anak di viaduk Kertajaya. Dia juga mengutip laporan polisi tentang penemuan mayat yang ditengarai tertabrak kereta api yang tengah melintas.
Gatut akan meneliti kembali setiap gerbong dari dua kereta yang melintas pukul 11.40. Dia juga menyampaikan imbauan. ’’Jangan adu merpati atau ada aktivitas lain di atas rel,’’ tuturnya. Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007, siapa pun dilarang beraktivitas di atas rel jika tidak berhubungan dengan operasional kereta api. (mir/c15/fal)