Turun-Naik Bobot Yunita
Ingin Bersekolah dan Bercita-cita Jadi Dokter
SIDOARJO – Yunita Maulidia menjadi pasien ’’istimewa” RSUD dr Soetomo hingga saat ini. Setelah hampir lima bulan menjalani rawat jalan, gadis obesitas asal Desa Grinting, Tulangan, itu terus dipantau tim dokter. Kondisi kesehatan Yunita kini semakin baik.
Pada akhir Maret lalu, putri sulung pasangan suami istri (pasutri) Padi-Tumiyatun tersebut dijemput langsung oleh petugas RSUD dr Soetomo untuk kontrol setelah lima bulan dirawat di rumah. Yunita menjalani pemeriksaan kesehatan lengkap. Mulai pengecekan pola makan oleh ahli gizi hingga pemeriksaan tumbuh kembang, jantung, dan laboratorium.
Tumiyatun mengatakan, Yunita memang telah diperiksa lengkap oleh tim dokter RSUD dr Soetomo. Pemeriksaan juga dilakukan untuk memastikan kondisi jantungnya yang sempat bermasalah. ’’Alhamdulillah, kondisi jantung Yunita bagus,” katanya.
Saat di RSUD dr Soetomo, Yunita sempat ditimbang ulang dengan menggunakan timbangan standar internasional. Bobot dara berusia 16 tahun itu turun menjadi 99,3 kilogram. Hal tersebut sangat membahagiakan tim dokter RSUD yang selama ini menangani Yunita. ’’Hampir turun 26 kilogram,” ungkapnya.
Selama menjalani perawatan di rumah, pola makan Yunita dijaga ketat. Komitmen orang tua untuk kesembuhan Yunita pun sangat tinggi. Hal itulah yang membuat anak pertama di antara dua bersaudara itu berhasil menurunkan berat badan sedikit demi sedikit.
Namun, rasa bosan berdiet tetap dirasakan Yunita. Seminggu setelah kontrol di RSUD dr Soetomo, Yunita sempat ’’mencuri” makanan yang ada di rumah. Bobotnya pun langsung naik 3 kilogram dalam sehari
’’Saya sempat kaget, makanan yang ada di lemari kok habis. Padahal, sudah saya kunci,” ujar Tumiyatun.
Ternyata, Yunita memiliki banyak cara untuk mendapatkan makanan. Dia mengambil kunci yang telah disembunyikan ibunya. Saat ini pola makan Yunita semakin diperketat. ’’Saya awasi terus. Ternyata untuk menaikkan berat badan Yunita sangat cepat. Tetapi, turunnya susah. Sekali menghabiskan makanan di lemari saja, sudah langsung naik 3 kilogram,” ujarnya.
Saat ini bobot Yunita sudah kembali turun menjadi 100,5 kilogram. Pola makan Yunita juga terus diatur. Sebelumnya, Yunita membutuhkan 2.300 kalori dalam sehari. Kini, kebutuhannya 2.000 kalori dalam sehari. ’’Dari ahli gizi RSUD dr Soetomo kalorinya diturunkan, tetapi kebutuhan gizinya harus tetap seimbang,” jelasnya.
Yunita mengakui mulai mengalami kebosanan dengan menu makan. Nasi merah yang selama ini dikonsumsi kini diganti lontong empat iris sekali makan. Untuk sayur, Yunita hanya mau kangkung dan bayam. ’’Lauknya tiga potong sehari. Sore roti gandum,” katanya.
Tumiyatun menambahkan, pada pertengahan Mei nanti, Yunita juga diminta RSUD dr Soetomo untuk ikut dalam pertemuan para pakar kesehatan anak di Indonesia tentang obesitas. ’’Kami akan dijemput lagi oleh tim dari RSUD dr Soetomo. Kali ini dalam acara pertemuan para pakar kesehatan di salah satu hotel di Surabaya,” ungkapnya.
Sementara itu, Yunita saat ini terus aktif bergerak. Dia mulai mengurangi aktivitas tidur dan memilih jalan-jalan. Tubuhnya juga terlihat bugar. Kondisi berat badan yang sempat naik membuat Yunita kapok. ’’Enggak mau mencuri makanan lagi. Janji,” tegasnya.
Yunita juga mulai menunjukkan pubertasnya sebagai anak remaja. Selain sudah bisa mandi sendiri, dia rajin bersolek. Dia menggunakan sabun khusus perawatan wajah, bedak, dan par fum. Bahkan, Yunita mulai memiliki rasa malu. ’’ Tadi, pakai kaus kutang,” ungkapnya.
Yunita mengatakan ingin sekali melanjutkan sekolah. Meski memiliki kekurangan dalam kecerdasan, semangat belajar Yunita begitu tinggi. ’’Pengin sekolah biar jadi dokter,” tandasnya. (ayu/c7/hud)