Mimpi Gedung Rp 800 Miliar
RENCANA megaproyek gedung terpadu sejauh ini masih menjadi mimpi bagi Pemkab Sidoarjo. Namun, Bupati Saiful Ilah bertekad untuk mewujudkan gedung 17 lantai dengan anggaran Rp 800 miliar itu sebelum masa tugasnya berakhir pada 2021. Sebab, spirit otonomi daerah adalah inovasi dan peningkatan layanan bagi masyarakat. Nah, gedung terpadu itu menjadi bagian dari ikhtiar tersebut.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Sidoarjo Sigit Setyawan mengatakan, saat ini kantor organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkungan Pemkab Sidoarjo masih tersebar. Akibatnya, warga mengalami kesulitan ketika ingin mendapatkan pelayanan dari pemkab. Misalnya, pelayanan kependudukan serta perizinan
’’Nah, sebagai solusinya, pemkab ingin membangun gedung terpadu. Bangunan itu nanti didirikan di area pemkab. Gedung yang lama akan dirobohkan. Diganti dengan gedung baru berlantai 17,” ujar Sigit.
Mantan kepala dinas pekerjaan umum (PU) bina marga tersebut menjelaskan, dalam tahap perencanaan itu, pemkab menghitung seluruh kebutuhan proyek. Mulai lahan, luas bangunan, kepastian anggaran yang dibutuhkan, hingga tinggi bangunan. Selain itu, memikirkan relokasi OPD di gedung lama. Sebab, ada tiga OPD yang berkantor di area yang bakal dibangun gedung terpadu tersebut. Yakni, dinas PUPR, sekretariat daerah (setda), serta dinas komunikasi dan informxasi (diskominfo). ’’Sebelum dirobohkan untuk dibangun baru, tentu dipindahkan dulu,” katanya.
Megaproyek gedung terpadu itu ditargetkan rampung dalam dua tahun. Akhir 2020, gedung dengan desain megah tersebut diperkirakan sudah berdiri. Lantai 1–4 berfungsi sebagai pusat layanan publik seperti pelayanan kependudukan, pertanahan, perizinan, serta paspor. Adapun, lantai selanjutnya dimanfaatkan untuk kantor OPD.
Sigit menambahkan, di dalam gedung terpadu itu nanti juga dibuat satu ruang khusus untuk menampilkan hasil UKM dan produk ung gulan Sidoarjo. ”Tamu-tamu yang berkunjung bisa langsung disuguhi UKM Sidoarjo,” ujarnya.
Selain gedung terpadu, Pemkab Sidoarjo mewujudkan mimpi lain. Yakni, proyek pembangunan RSUD di wilayah Sidoarjo Barat. Tepatnya, di Desa Tambak Kemeraan, Kecamatan Krian. Tahun ini proyek tersebut sudah mema- suki tahap feasibility study atau studi kelayakan. Rencananya, awal tahun depan pembangunan rumah sakit tipe C itu dimulai.
Kabag Umum Ari Suryono menjelaskan, tahun lalu studi kelayakan rumah sakit Sidoarjo Barat sudah rampung. Nah, tahun ini pemkab berencana mencari investor untuk membangun rumah sakit tersebut. ”Saat ini kami masih mencari investor,” ujarnya.
Ari mengungkapkan, minggu lalu Bupati Saiful Ilah dan Ketua DPRD Sidoarjo Sullamul Hadi Nurmawan terbang ke Jakarta. Di ibu kota, mereka menggelar market sounding. Kegiatan itu dihadiri sejumlah investor. Selain bertujuan menyampaikan dan mendengar respons pasar, dalam acara tersebut pemkab mencari investor. ”Kami ingin melihat ketertarikan pasar,” tuturnya.
Pria yang dulu menjabat kepala bagian kerja sama itu menyatakan, saat ini sudah ada sejumlah in- vestor yang tertarik membangun rumah sakit di Krian. Bahkan, ada satu dari luar negeri. Dari penawaran itu, pemkab akan menyeleksi untuk memilih yang terbaik. Tahun ini pemkab menetapkan investor yang bakal mewujudkan pembangunan rumah sakit senilai Rp 300 miliar itu.
Pembangunan RSUD baru tersebut bertujuan memfasilitasi warga yang tinggal di Sidoarjo bagian barat. Di antaranya, wilayah Wonoayu, Krian, Tarik, dan Balongbendo. Selama ini banyak yang mengeluhkan jauhnya jarak dari rumah warga ke rumah sakit. Akibatnya, mereka lebih memilih berobat di Mojokerto.
Ari menjelaskan, setelah mendapat investor, tahun depan proyek itu dilaksanakan. Pemkab menargetkan, pembangunan rumah sakit tersebut tuntas pada 2020. ” Target kami tidak boleh lebih dari dua tahun,” jelasnya. (aph/c7/hud)