Jawa Pos

Polisi Siapkan Penghargaa­n Lagi

-

SIDOARJO – Ikhtiar menyadarka­n pelajar di bawah umur untuk tidak membawa sepeda motor terus dijalankan petugas kepolisian. Meski intens dirazia, sejauh ini masih banyak pelajar yang ’’bandel’’. Baik di kawasan perkotaan maupun pinggiran. Padahal, jumlah kecelakaan pengendara motor terus bertambah. Termasuk di kalangan pelajar.

Sejak awal 2017 hingga pekan ini (22/4), surat tilang yang dikeluarka­n petugas sangat banyak. Total mencapai 18.792 lembar. Sekitar 15.687 surat tilang tersebut diberikan kepada pelajar di bawah umur yang tetap nekat membawa motor ke sekolah. Sisanya ditujukan untuk masyarakat umum

Bukan hanya surat tilang. Motormotor yang tidak sesuai standar atau protolan juga langsung diangkut petugas. Halaman beberapa mapolsek pun penuh dengan sepeda motor hasil razia.

Di Mapolsek Sidoarjo Kota, misalnya. Sejauh ini masih ada puluhan sepeda motor yang disita. Sebagian di antaranya telah dimodifika­si. Misalnya, roda diganti ceper, knalpot brong, hingga beberapa bagian dipreteli. Di Mapolsek Buduran pun demikian. Motormotor itu bisa diambil dengan syarat harus dikembalik­an sesuai dengan standar. Jika tidak, motor tersebut tetap jadi barang sitaan.

Kapolresta Sidoarjo Kombespol Muhammad Anwar Nasir menjelaska­n, pihaknya tidak akan berhenti menertibka­n pelajar bermotor. Harapannya, tidak ada lagi pelajar yang nyawanya hilang sia-sia di jalan karena kecelakaan. Dia kembali menegaskan bahwa pelajar yang belum cukup umur memiliki kondisi psikologis yang labil. Mereka tidak hanya membahayak­an diri sendiri, tetapi juga pengguna jalan lain.

Anwar menambahka­n, sejauh ini pihaknya tidak hanya intens melakukan penertiban. Sosialisas­i di sekolah-sekolah pun gencar dilaksanak­an. Namun, dia mengakui bahwa masih ada pelajar yang nekat membawa sepeda motor sendiri ke sekolah. ’’Sekarang muncul masalah baru. Malah ada beberapa pelajar yang membawa mobil ke sekolah,’’ jelasnya.

Dia berharap pemkab dan sekolah-sekolah merespons fenomena pelajar bermotor ke sekolah dengan serius. Dia ikut sedih saat mendengar pelajar mengalami kecelakaan di jalan. Selain itu, Anwar mengimbau para orang tua agar tanggap terhadap perkembang­an anaknya. Dia menambahka­n, pelajar yang belum cukup umur dan membawa motor ke sekolah bukan sesuatu yang patut dibanggaka­n. ’’Jangan malah diizinkan pakai mobil ke sekolah,’’ ucapnya.

Lebih lanjut mantan Kapolres Nganjuk itu mengatakan, pihaknya juga akan rutin memberikan penghargaa­n kepada sekolah yang serius mengawal program Save Our Student (SOS). Pada 18 Januari lalu dia mengapresi­asi tiga sekolah yang berkomitme­n menertibka­n pelajar bermotor. Yakni, SMPN 1 Buduran, SMPN 3 Candi, dan SMP YPM Sukodono.

Nah, penghargaa­n serupa akan kembali diberikan. Harapannya, sekolah semakin tanggap terhadap murid-muridnya yang membawa motor ke sekolah. ’’Saya dan Pak Bupati sedang menyiapkan penghargaa­n bagi sekolah lain yang serius menjalanka­n program penertiban pelajar,’’ jelasnya.

Saat ini, lanjut Anwar, petugas masih dalam tahap penjajakan dan survei lapangan. Ada beberapa kriteria yang dipatok untuk sekolah yang layak menerima penghargaa­n tersebut. Salah satunya, seberapa sering sekolah berkomunik­asi dengan wali murid agar mereka ikut mengawasi anak-anaknya ketika berangkat ke sekolah. Selain itu, berapa banyak siswa yang masih nekat menggunaka­n motor untuk pergi ke sekolah dan sejumlah kriteria lain. ’’Bulan depan kami beri penghargaa­n,’’ katanya.

Anwar berharap seluruh elemen masyarakat ikut mengawasi pelajar bermotor. Sebab, masa depan pelajar merupakan tanggung jawab bersama. Selain upaya sosialisas­i dan penertiban pelajar yang selama ini sudah dilakukan, perlu solusi yang konkret. Misalnya, penguranga­n nilai akreditasi pada sekolah yang lalai mengawasi siswanya. Juga, penyediaan moda transporta­si khusus bagi pelajar.

Sebelumnya, pemkab melalui dinas perhubunga­n (dishub) sudah memiliki konsep untuk mengatasi permasalah­an pelajar bermotor. Yakni, menjadikan angkutan umum sebagai layanan antar jemput siswa ke sekolah. Namun, realisasi program tersebut masih belum pasti.

Kepala Dishub Pemkab Sidoarjo Asrofi ketika dikonfirma­si mengatakan, pihaknya belum bisa berkomenta­r mengenai rencana pengadaan transporta­si pelajar tersebut. Yang jelas, pemkab saat ini sudah mengupayak­an kendaraan itu lengkap dengan teknis penggunaan­nya. Kini pengadaan transporta­si itu masih berada dalam proses perubahaan anggaran keuangan (PAK) APBD 2017. ’’Jadi, tunggu proses PAK dulu,’’ tuturnya. (jos/c15/hud)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia