Kartini, Penabur Benih Emansipasi Perempuan Mandiri
PADA setiap 21 April bangsa Indonesia memperingati Hari Kartini. Hampir seluruh sekolah, mulai playgroup (PG), TK, sampai SMU, ikut memperingatinya. Demikian juga berbagai instansi pemerintah maupun swasta. Suasananya sangat semarak. Ada yang berpakaian tradisional. Ada pula berbagai lomba yang diadakan untuk memperingati hari penting tersebut.
Raden Adjeng Kartini lahir di Jepara, Jateng, pada 21 April 1879. Melalui keberanian, kecerdasan, dan perjuangannya, dia telah menginspirasi masyarakat Indonesia. Khususnya kaum perempuan untuk bisa memiliki kese- taraan hak dengan kaum pria.
Meskipun Kartini meninggal sejak 138 tahun lalu atau tepatnya pada 17 April 1904, api semangat dan perjuangannya terus mengalir hingga saat ini.
Banyaknya perempuan yang bisa menyelesaikan studi hingga perguruan tinggi, pegawai, dan pejabat perempuan adalah beberapa bukti bahwa perjuangan Kartini tidak sia-sia. Melalui peringatan Hari Kartini, perempuan Indonesia bisa berperan aktif dalam pembangunan bangsa. Terutama dalam bidang pendidikan. Terlebih lagi, kesetaraan mendapatkan pendi- dikan merupakan hal utama yang didobrak atau diperjuangkan Kartini saat itu.
Kesetaraan pendidikan penting bagi perempuan Indonesia. Dengan memiliki pendidikan yang tinggi, perempuan Indonesia memiliki akses untuk mempunyai wawasan dan pengetahuan yang luas. Perempuan juga bisa memiliki kesempatan untuk mendapatkan profesi yang bisa mereka banggakan. Semua itu pada akhirnya membuat perempuan mandiri.
Pun demikian saat di rumah. Perempuan tidak hanya menjadi ibu rumah tangga, tetapi juga bisa jadi tempat sharing bagi suami dan teladan untuk putraputrinya. Tidak jarang saat ini, dalam mengurus bisnis keluarga, suami dan istri saling bekerja sama. Istri dilibatkan dalam pengelolaan dan pengambilan keputusan usaha bersama. Ini adalah contoh salah satu emansipasi perempuan di dalam keluarga.
Adanya keterlibatan dan emansipasi perempuan di Indonesia, baik di tengah keluarga maupun di luar rumah, menunjukkan bahwa semangat dan perjuangan Kartini telah berhasil mengangkat harkat dan martabat perempuan Indonesia. Perempuan menjadi lebih dihargai dan dihormati. Karena itu, perempuan harus terus semangat belajar, kreatif, dan berani memberikan yang terbaik bagi keluarga dan bangsa.
(*) Penulis Buku, Guru SD Pembangunan Jaya 2 Sidoarjo.