Musim Hujan Tambah Laris
SIDOARJO – Hadi Ilman sibuk mengaduk adonan tepung. Sementara itu, istrinya, Umi Jariyah, menggoreng puluhan roti di wajan besar. Rutinitas tersebut yang mereka lakukan hampir setiap hari. Usaha roti goreng milik Hadi dan istrinya dijalankan di rumahnya, RT 2, RW 1, Dusun Keputran, Desa Kemantren, Kecamatan Tulangan. Kemarin (24/4) mereka mengolah 25 kilogram tepung. Ketimbang rumah produksi roti goreng lain di Desa Kemantren, jumlah tersebut bisa dibilang kecil. Soalnya, ada yang mengolah hingga 100–200 kilogram tepung dalam sehari. ’’Kami kerjakan mulai pagi. Siangnya, sudah ada yang mengambil,’’ kata Umi. Meskipun boleh membeli satuan, rata-rata pembeli yang datang adalah pedagang pasar. Mereka kulakan untuk dijual kembali di pasar-pasar di Sidoarjo, Surabaya, Mojokerto, dan Pasuruan.
’’Kami buat roti goreng saja. Ada warga lainnya yang membuat variasi lain,’’ ungkap Umi. Misalnya, roti goreng dengan isi cokelat, kacang hijau, atau selai. Ada juga yang membuat membuat terang bulan.
’’Warga di Dusun Keputran ini memang rata-rata membuat roti goreng,’’ ujar Kepala Desa Kemantren Bambang Sugeng. Paling banyak berada di RT 1, 2, dan 3 dalam RW 1. Usaha itu sudah turun-temurun. Bahkan, ada yang berdiri sejak 1960.
Dulu, cerita Bambang, banyak warga setempat yang menganggur. Mereka mencoba keberuntungan dengan melamar menjadi pekerja pabrik. Ternyata tidak banyak yang lolos. Akhirnya, ada warga yang mengawali membuat usaha roti goreng. Dia menjualnya ke pasarpasar. Ternyata, usahanya itu terus berkembang. Pembeli terus berdatangan. Melihat itu, banyak tetangga dan warga lain yang ingin mengikuti jejaknya.
’’Sampai sekarang masih ramai,’’ kata Bambang. Kini tercatat ada 45 industri roti goreng di Dusun Keputran. ’’Untuk saat ini, harga tepung agak sedikit naik,’’ lanjut Bambang. Saat musim penghujan seperti sekarang, produksi roti goreng bertambah laris. ’’ Nggak tahu karena apa, mungkin karena cuaca dingin. Jadi, banyak yang ingin camilan,’’ ujar Hadi, lantas tertawa. (uzi/c20/pri)