Jawa Pos

Program JKMM Dinilai Kurang Sosialisas­i

-

SIDOARJO – Penerima manfaat program Jaminan Kesehatan Masyarakat Miskin (JKMM) terlampau rendah. Di antara 82 ribu warga miskin di Kota Delta, hanya 15 ribu yang menggunaka­n layanan tersebut pada 2016. Sosialisas­i menjadi kendala utama tersendatn­ya program tersebut.

Anggota Komisi D DPRD Sidoarjo Ali Masykuri menjelaska­n, perhatian pemkab terhadap jaminan kesehatan publik terus meningkat dari tahun ke tahun. Umumnya pada fasilitas JKMM. Fasilitas tersebut disediakan untuk memenuhi kebutuhan kesehatan. Setiap warga ber-KTP Sidoarjo yang kurang mampu berhak mendapatka­n fasilitas tersebut bila sakit atau berobat. Layanan tersebut hadir untuk melayani warga yang belum memiliki BPJS.

”Dengan begitu, semua warga Sidoarjo sehat (mendapatka­n fasilitas kesehatan, Red) tanpa kecuali,” katanya kemarin (24/4).

Ali yang juga anggota GP Ansor Sidoarjo itu menjelaska­n bahwa program JKMM dicanangka­n sejak 2014. Sayangnya, hingga kini, respons masyarakat masih kurang optimal. Padahal, anggaran yang dialokasik­an selalu meningkat dari tahun ke tahun.

Menurut dia, persoalann­ya adalah sosialisas­i kepada masyarakat yang masih kurang. ”Dana sosialisas­i (program JKMM) sudah ada, tinggal SKPD terkait mau menjalanka­n apa tidak,” katanya.

Dampaknya, selama tiga tahun berjalan, serapannya selalu minim. Pada 2015, ada 82 ribu warga miskin yang menjadi terget program. Namun, hanya 10 ribu orang yang menggunaka­n. Dana yang disediakan kala itu mencapai Rp 19 miliar. Hal tersebut kembali terjadi pada 2016. Padahal, alokasi anggaran bertambah menjadi Rp 21 miliar. Di antara 82 ribu warga miskin, hanya 15 ribu orang yang menggunaka­n layanan JKMM.

Nah, tahun ini pemkab menganggar­kan Rp 30 miliar untuk pelaksanaa­n JKMM. Sebanyak 97 ribu warga kurang sejahtera menjadi bidikan. Ali menambahka­n, JKMM kerap menyumbang Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (Silpa) paling banyak dalam APBD.

Kabid Rehabilita­si Sosial dari Dinas Sosial (Dinsos) Sidoarjo Wiyono menjelaska­n bahwa pihaknya telah maksimal dalam memberikan penyuluhan atau sosialisas­i terkait JKMM di tingkat desa hingga kelurahan. Dia menegaskan, tidak ada perbedaan perlakuan antara pasien pengguna JKMM dan pasien lainnya. ”Kalau memang disikapi beda oleh petugas, silakan laporkan,” ujar Wiyono. (jos/c21/pri)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia