Angkutan Laut Masih Lumpuh
Moda transportasi laut yang menghubungkan Gresik–Bawean terhenti sejak Sabtu (15/4). Kapal penumpang yang melayani rute tersebut ’’libur” karena samasama docking. Pelayaran pun lumpuh.
SAEFUDIN, 45, tidak bisa pulang. Sudah sepuluh hari ini dia menginap di sebuah penginapan Jalan Harun Thohir. Per hari dia membayar Rp 150 ribu. Itu belum termasuk uang makan. Minimal Rp 100 ribu per hari untuk lima anggota keluarganya. Pengeluarannya Rp 250 ribu per hari. Itu pun setelah dia berusaha sebisanya mengirit biaya.
”Kalau punya uang banyak sih, tidak apa-apa. Ini pas-pasan,” ujar Saefudin kepada Jawa Pos kemarin. ’’Tidak ada rencana menginap lamalama. Kami ingin cepat balik,” lanjutnya dengan nada agak kesal.
Kemarin siang dia mencari informasi keberangkatan kapal di Pelabuhan Gresik. Setelah tahu tidak ada kapal yang berlayar hari itu, lelaki asal Sangkapura, Pulau Bawean, tersebut buruburu kembali ke penginapan.
Saefudin adalah seorang di antara ratusan warga Bawean yang tertahan di Gresik. Mereka tidak bisa kembali ke rumah karena belum ada kapal yang beroperasi. Dua kapal, yaitu Bahari Express 8E dan KM Gili Iyang, yang selama ini melayani rute Bawean–Gresik berhenti operasi sementara karena docking. Bahari Express 8E melakukan pengedokan di PT Pelindo Marine Service, Surabaya. Sementara itu, KM Gili Iyang docking di Paciran, Lamongan. Ada kerusakan di bagian kemudi.
Kepala Tata Usaha Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhanan (KSOP) Gresik Nanang Afandi menjelaskan, Bahari Express 8E melakukan docking berkala untuk memeriksa kondisi kapal secara keseluruhan. Pengedokan dilakukan setahun sekali untuk mengetahui kondisi kapal menjelang masa angkutan Lebaran.
Menurut rencana, Bahari Express akan turun docking mulai hari ini (25/4) dan langsung menjalani uji kelaikan. ’’Kalau hasil pemeriksaan atau ujian lancar, mungkin bisa beroperasi Rabu (26/4) atau Kamis (27/4),” papar Nanang.
Adapun KM Gili Iyang belum dapat dipastikan kapan mulai beroperasi. Selain dua kapal itu, sebetulnya ada satu kapal lagi yang melayani rute Gresik– Bawean. Yaitu, Natuna Express. Kemarin (24/4) kapal cepat tersebut sudah bersandar di Pelabuhan Gresik. Namun, oleh KSOP Gresik, kapal dinyatakan belum laik operasi.
Nanang Afandi menyampaikan, Natuna Express belum memenuhi persyaratan operasi. Sejauh ini, kapal yang baru selesai melakukan perbaikan itu belum mengantongi dokumen kelaikan berlayar. ’’Kapal belum memenuhi syarat keselamatan,” jelas Nanang.
Kapal juga pernah telah menjalani pemeriksaan dan pengujian dari KSOP Gresik. Hasilnya, kapal dinyatakan belum laik jalan. Apalagi Natuna Express belum mengantongi izin perairan dari Dinas Perhubungan (Dishub) Gresik. Lumpuhnya pelayaran sangat merugikan penumpang.
Selain gangguan teknis kapal, pelayaran Gresik–Bawean kerap lumpuh karena faktor alam. Ombak tinggi membuat kapal cepat tidak bisa beroperasi dalam waktu yang cukup lama. Solusinya, para penumpang harus antre hingga keadaan cuaca kembali normal. Cuaca buruk pernah terjadi sepanjang Januari lalu. Saat itu, ketinggian gelombang rata-rata mencapai 2,5 meter hingga 3 meter. KSOP Gresik pun terpaksa menghentikan pelayaran karena membahayakan kapal jenis high speed craft (HSC) atau kapal kecepatan tinggi. (mar/c6/roz)