Transportasi Udara Jadi Alternatif
KETERGANTUNGAN terhadap moda transportasi laut sudah seharusnya dikurangi. Ketika transportasi laut terganggu seperti saat ini, jalur perintis Lapangan Terbang (Lapter) Harun Thohir bisa menjadi alternatif. Penyelenggara bandara juga terus berbenah.
’’Tidak ada salahnya masyarakat mencoba. Jangan terlalu bergantung pada transportasi laut,’’ kata Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Gresik Andhy Hendro Wijaya kemarin (24/4).
Menurut Andhy, saat ini penyelenggara Bandara Kelas III UPT Trunojoyo, yang membawahkan Lapter Harun Thohir, terus ber- upaya memaksimalkan layanan. Salah satunya berupaya menambah frekuensi penerbangan. Dari dua kali menjadi tiga kali seminggu. Penambahan frekuensi bertujuan mengurangi antrean penumpang.
’’Saat ini penambahan frekuensi sedang diproses,’’ ujar Kepala Unit Penyelenggara Bandara Kelas III UPT Trunojoyo Wahyu Siswoyo.
Penambahan frekuensi flight itu, kata Wahyu, sudah disetujui Direktorat Jenderal (Ditjen) Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Izin pun sudah keluar. Diperkirakan, penambahan flight menjadi tiga kali seminggu mulai diberlakukan Mei. PT Airfast sebagai pemilik maskapai DHC6-300 Twin Otter juga telah siap.
’’Bukan hanya sampai arus mudik Lebaran, tetapi akan terus berjalan sampai akhir tahun,’’ paparnya.
Optimalisasi fungsi Lapter Harun Thohir terlihat dari kapasitas penumpang. Wahyu menjelaskan, kapasitas sekali terbang telah dimaksimalkan menjadi 18 seat. Yaitu, 15 penumpang plus 3 kru yang terdiri atas pilot, kopilot, dan seorang teknisi. Ada tambahan dari yang sebelumnya 12 seat penumpang pada 2016. (mar/c19/roz)