Jawa Pos

Termotivas­i Ingin Melihat Anak-Cucu Sukses

Dua tahun menderita kanker payudara, Sukarti tidak pernah menyerah. Perempuan 59 tahun itu bertekad untuk sembuh setelah menjalani 19 kali kemoterapi. Dia ingin menyaksika­n anakcucuny­a sukses.

-

RUMAH bercat kuning di ujung kampung RT 2, RW 1, Desa Banjarsari, Kecamatan Cerme, tampak ramai. Tepat di depannya terdapat sebuah warung. Seorang ibu duduk di ruang tamu. Perempuan berhijab tersebut terdiam sendiri. Ketika ditanya, Sukarti baru menjawab. Di balik hijabnya, tepat di bawah leher, ada benjolan yang menjulang. Itulah kanker payudara yang diderita Sukarti.

Sejak dua tahun lalu penyakit ganas itu menyerang tubuhnya, tepatnya awal 2015. Sukarti tidak menyadari ada kanker yang tumbuh di payudarany­a. Awalnya, benjolan yang ditemukan hanya sebesar kelereng. ’’ Sudah curiga. Tapi, belum diperiksak­an,’’ ujar Anik, putri Sukarti, kemarin (24/4).

Kecurigaan Anik semakin kuat. Bagaimana tidak, hanya dalam waktu tiga bulan, benjolan di dada Sukarti sudah sebesar kepala bayi. Keluarga pun cemas. Sukarti kemudian dibawa ke RSUD Ibnu Sina untuk menjalani pemeriksaa­n mamografi pada Maret 2015.

Hasilnya mengejutka­n. Sukarti dinyatakan positif menderita kanker payudara. Keluarga memberikan saran untuk menjalani operasi pengangkat­an payudara (masektomi). Namun, Sukarti mengatakan belum siap. Dia trauma karena punya pengalaman merawat mertuanya yang menderita penyakit serupa.

Meski Sukarti sempat menolak, anak-anak dan keluarga terus memberinya motivasi. Sukarti mulai memantapka­n niat tiga bulan kemudian. Operasi pertama pada Mei 2015 sukses. Payudara kiri berhasil diangkat.

Sayangnya, istri almarhum Senawi tersebut tidak mau kontrol lagi ke rumah sakit. Warga Banjarsari itu memilih pengobatan alternatif. ’’ Sudah diobatkan ke mana-mana. Setiap kali orang menyaranka­n selalu diikuti,’’ ungkap Anik.

Pengobatan alternatif ternyata tidak banyak membuahkan hasil. Benjolan di dada kiri justru muncul lagi. Pada Agustus 2016 Sukarti menjalani operasi untuk kali kedua.

Operasi kali ini berlangsun­g di RS Semen Gresik. Oleh dokter, Sukarti disarankan untuk menjalani kontrol rutin. Sejak saat itu Sukarti rajin melakukan kemoterapi. ’’ Masih terus (kemoterapi, Red) sampai sekarang,’’ tuturnya.

Sukarti menyatakan kerap merasa mual hingga ingin muntah setelah menjalani kemoterapi. Meski begitu, makanan apa pun tetap dipaksa agar bisa masuk ke perut. ’’ Ingin sembuh,’’ paparnya.

Anik menambahka­n, pada Oktober 2016 dokter menyaranka­n terapi sinar di RSUD dr Soetomo. Dalam sebulan, Sukarti menjalani 25 kali terapi sinar. ’’ Setiap hari pergi pulang, tidak pernah capek. Justru yang mengantar yang kewalahan,’’ ungkapnya.

Anik mengatakan, Sukarti memiliki kemauan yang sangat tinggi agar bisa sembuh. Meski tidak nafsu makan, dia terus memaksakan diri. Harapannya, penyakit yang bersarang di tubuhnya segera hilang. ’’ Selalu ingat anak-cucu. Ingin bisa melihat semuanya sampai sukses kelak,’’ paparnya. (c15/roz)

 ?? ADI WIJAYA/JAWA POS ??
ADI WIJAYA/JAWA POS

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia