Petronas Sulap Rig Jadi Hotel Terapung
JAKARTA – Salah satu elemen penting dalam bisnis minyak dan gas (migas) adalah platform atau rig produksi. Seiring uzurnya sumur yang diikuti menuanya platform, perusahaan migas dihadapkan pada dilema.
Vice President Engineering and Integrity PHE ONWJ I Made Sukrajaya menyatakan, Pertamina memiliki 223 platform. Sebanyak 103 platform di antaranya berusia lebih dari 30 tahun. Sejumlah 78 platform berusia 21–30 tahun. Selain itu, ada 34 platform yang berumur 11–20 tahun dan 8 platform kurang dari 10 tahun.
Menurut Made, 46 persen platform milik Pertamina sudah mature. Perawatannya membutuhkan biaya besar sehingga tidak sepadan dengan cadangan migas yang tersisa. Sementara itu, pembongkaran rig menghabiskan dana besar.
Karena itu, Pertamina memilih meremajakan platform untuk memperpanjang usia. ”Bila desainnya untuk 20 tahun, dengan peremajaan bisa kami gunakan hingga 30 tahun,’’ ujar Made.
Head of Civil and Environmental Engineering Department University Petronas Malaysia Noor Amalia menjelaskan, ada empat rig milik Shell dan Petronas yang dibongkar ( decommissioning) sejak 2003, terutama platform offshore. Pembongkaran rig seberat 945,500 metrik ton membutuhkan biaya USD 18,79 miliar hingga USD 46,53 miliar (setara Rp 618 triliun). ’’Besar biaya itulah yang lantas dikeluhkan perusahaan migas,’’ kata Noor.
Untuk menyiasati biaya, perusahaan migas bisa menjadikan rig sebagai tempat pengembangan terumbu karang ( rig of reef). ’’Kami sedang mengembangkan desain hotel di atas platform sehingga rig bisa menjadi tempat wisata lepas pantai,’’ imbuhnya. (dim/c25/noe)