Terapkan Management by School
MENDUKUNG langkah pemerintah pusat, Pemprov Jatim mengaplikasikan sistem zonasi sesuai arahan dari Kemendikbud. Dengan demikian, terjadi percepatan pemerataan dan peningkatan kualitas pendidikan di sekolah-sekolah yang selama ini dianggap non-favorit. ’’Tidak perlu khawatir. Basic- nya kan sama semua, sarana dan prasarana sama, guru terstandar minimal sarjana, bantuan oprasional sekolah yang diberikan nilainya juga sama,” jelas Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur Saiful Rachman.
Selain target percepatan pemerataan dan peningkatan kualitas pendidikan di sekolah, pola zonasi diyakini Pemprov Jatim memiliki dampak yang lebih luas. Murid akan tetap dekat dengan lingkungan rumahnya masing-masing. Cara itu sekaligus dapat mengurangi kepadatan lalu lintas. Sedangkan lintas kabupaten/kota dibatasi Dispendik Jatim dengan kuota 10 persen. ’’Kalau tidak dibatasi, hal itu berpotensi terjadi migrasi pendidikan secara besar-besaran. Jadi sekolah di daerah juga harus berkualitas,” pesan Saiful.
Melihat pendidikan Jawa Timur yang masih tersentralisasi di kota pelajar seperti Malang, Dinas Pendidikan Jatim meminta masing-masing kepala cabang berkoordinasi dengan kepala bidang untuk memahami kebutuhan dan kelemahan di tingkat sekolah. Jawa Timur tetap akan menerapkan management by school sehingga sekolah mendapatkan kebebasan improvisasi dan berinovasi tanpa ada intervensi dari pemerintah, baik kabupaten/kota maupun provinsi.
Di jenjang pendidikan tinggi, Jatim sudah dipercaya oleh perguruan tinggi negeri melalui penerimaan mahasiswa melalui jalur seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN). Pelajar Jawa Timur merupakan yang terbanyak di Indonesia dalam penerimaan SNMPTN yakni lebih dari 15.000 orang. (nad/xav)