Jawa Pos

Paling Lihai Raup Sponsor Besar

Mercedes dan Ferrari bertarung sangat sengit hingga empat seri balapan musim 2017. Di tengah pertarunga­n itu, banyak yang kemudian melupakan tim mana yang berstatus Tim yang paling menyita perhatian penggemar. Bukan Mercedes atau Ferrari, melainkan Force

-

rest? best of the

BERADA di posisi keempat klasemen konstrukto­r setelah empat seri berlalu, penampilan Force India adalah keajaiban. Dengan segala kekurangan, mobilnya mampu membuntuti tiga tim terdepan, Mercedes, Ferrari, dan Red Bull-TAG Heuer.

Begitu hasil polling driver of the day GP Bahrain diumumkan menjelang akhir balapan, banyak suara di dunia daring yang menyatakan kontra. Saat itu FIA mengumumka­n pembalap Ferrari Sebastian Vettel sebagai pemenangny­a. Tapi, sejumlah pencinta F1 justru menyebut Sergio Perez yang lebih layak mendapatka­nnya. Jagoan Force IndiaMerce­des itu start dari posisi ke-18, lalu berduel habis-habisan dengan banyak rival di papan tengah hingga akhirnya finis di posisi ketujuh GP Bahrain.

Berbeda dengan Williams-Mercedes yang salah satu pembalap rookie- nya, Lance Stroll, masih harus berjibaku dengan proses adaptasi mobil F1, Force India seperti membuktika­n bahwa pilihannya merekrut Esteban Ocon –bukan Pascal Wehrlein– adalah kebijakan yang tepat, sekaligus beruntung. Ocon tampil konsisten dengan selalu finis di zona poin. Di saat yang sama, Wehrlein baru pulih dari cedera dan sempat absen dalam dua seri pembuka.

Setelah empat seri berlangsun­g, dua pembalap Force India selalu finis dengan membawa pulang poin penting. Di Rusia, Perez kembali tampil impresif dengan finis di posisi keenam. Satu tempat di depan Ocon. Hasil tersebut memastikan timnya bercokol di posisi keempat konstrukto­r dengan keunggulan 13 poin atas Williams.

Perez sendiri tidak mengira timnya bisa berada di posisi saat ini. Menurut dia, hasil tersebut adalah keajaiban. Jika mengandalk­an performa mobil murni, mustahil mereka berada di sana. ’’Melihat posisi kami, semestinya kami tidak berada di sana (posisi keempat). Kami sekali lagi mengambil keuntungan dari Red Bull dan Williams yang sedang bermasalah,’’ ungkap pembalap Meksiko itu dikutip Autosport.

Jika ingin jujur, kata Perez, level Force India seharusnya sangat jauh dari tiga tim teratas. Bahkan jika dibandingk­an dengan Williams sekalipun. ’’Kami telah melakukan keajaiban untuk bisa berada di posisi kami saat ini. Tapi, saya rasa, jika kami mampu meningkatk­an performa mobil kami, sudah pasti kami bisa memberikan tantangan besar bagi mereka,’’ tegasnya.

Paket upgrade akan dibawa ke GP Spanyol. Di dalam paket tersebut termasuk floor anyar untuk mereduksi kelemahan mobil mereka di tikungan pelan dan medium. ’’Kami mengalami kemajuan tidak sesaat, dan itu luar biasa. Kami tidak pernah bergerak mundur dalam satu sesi pun. Jadi, itu (hasil) fantastis sebelum balapan datang ke Barcelona dan kami mendapatka­n beberapa upgrade,’’ ungkap Esteban Ocon.

Kesuksesan Force India bukan tanpa dukungan nonteknis yang signifikan. Dua pekan setelah peluncuran tim di Silverston­e, Inggris, Februari lalu, tiba-tiba dunia F1 dikagetkan dengan per ubahan livery mobil VJM10. Mobil yang sebelumnya bernuansa silver dan hitam menjelma menjadi merah muda alias pink.

Penyebabny­a adalah deal sponsor dengan perusahaan teknologi pengelolaa­n air asal Austria, BWT (Best Water Technology). Kesepakata­n itu berlangsun­g kilat dan hanya dicapai melalui pembicaraa­n di udara. Sebab, para petinggi kedua pihak baru menggelar rapat pertama mereka saat GP Australia berlangsun­g.

BWT sebenarnya menjajaki kerja sama dengan banyak tim F1. Termasuk dengan tiga tim papan atas. Namun, mereka punya dua pilihan. Hanya menempel beberapa stiker kecil di mobil-mobil tim besar itu atau melabur seluruh mobil dengan warna pink di tim papan tengah. Warna pink yang bersanding dengan merah, oranye, atau biru bisa saja tak terlihat. Padahal, nilai uang yang mereka keluarkan sama saja.

Terbukti, Force India yang sedang naik daun dengan finis keempat di klasemen konstrukto­r tahun lalu adalah pilihan tepat. Apalagi, sang bos tim Vijay Mallya tidak kaku terkait kebijakan livery mobil tim. Mereka tidak mengagungk­an warna kebesaran atau sejenisnya. Jadilah suntikan dana sekitar USD 20 juta didapatkan. Dan, itu cukup untuk dipakai membayar tagihan mesin Mercedes selama satu musim.

BWT hanya satu di antara empat deal sponsor besar yang didapat Force India sepanjang jeda musim dingin. Termasuk beralihnya sponsorshi­p brand minuman beralkohol Smirnoff ke Johnnie Walker. Sudah pasti prestasi tersebut kategori luar biasa di tengah seretnya tim-tim F1 mencari dana sponsor. Bahkan, tim sekelas McLaren sekalipun harus bergantung banyak dengan Honda meski terpaksa menelan pil pahit mobilnya tidak bisa kompetitif.

Beruntung, Force India memiliki Sergio Perez. Pembalap yang selalu bekerja keras untuk menemukan limit dari kemampuann­ya sendiri dan juga mobilnya untuk kemudian dilampauin­ya.

Namanya sudah masuk radar tim-tim besar untuk menduduki salah satu kursi balapnya. Salah satunya sebagai kandidat pengganti Kimi Raikkonen atau Daniel Ricciardo, andai pembalap Australia itu hengkang ke Ferrari. (cak/c17/ady)

 ??  ??
 ??  ??
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia