Ada Dangdutan di May Day
SURABAYA – Peringatan Hari Buruh Internasional berjalan tanpa kericuhan kemarin (1/5). Berbagai unsur buruh dari penjuru Jawa Timur datang dan mengisi Jalan Pahlawan sepanjang Kantor Gubernur Jatim mulai siang sampai sore.
Berdasar pantauan Jawa Pos, beberapa barisan motor yang membawa bendera serikat pekerja terlihat sejak pukul 10.00. Namun, mereka memilih duduk-duduk di bawah bayangan pohon karena terik matahari terlalu menyengat. Baru pada pukul 13.00, rombongan dari Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI) Jatim tiba di Tugu Pahlawan.
Para tokoh buruh dan mahasiswa lantas berorasi. Ada beberapa tuntutan yang mereka suarakan. Antara lain, penghapusan Peraturan Pemerintah Nomor 78/2015 tentang Upah Minimum.
’’May Day adalah peringatan untuk momen perjuangan penuh darah oleh buruh untuk mendapatkan kondisi lebih baik. Bukan perayaan yang bisa diisi dengan dangdutan,’’ ujar Mahfud, salah seorang wakil KASBI.
Hampir satu jam, massa dari Surabaya itu berorasi. Namun, karena jumlah yang masih sedikit dan cuaca yang panas, animo peserta demo dan masyarakat sekitar pun perlahan menurun. Baru pada pukul 14.30, beberapa rombongan dari kota lain seperti Sidoarjo dan Gresik berdatangan. Ruang demo yang diberikan oleh pihak kepolisian pun terisi.
Dengan lima mobil bak terbuka yang mengangkut speaker, berbagai unsur perkumpulan serikat buruh bergiliran berorasi sambil menyanyikan mars-mars buruh. Namun, perhatian massa terpecah saat salah satu rombongan mengangkut biduan dangdut yang bernyanyi di atas truk.
Orator KASBI yang sejak awal menolak segala bentuk hiburan pun terus memerintah rombongannya agar tidak ikut menonton panggung dangdut. Mereka malah memainkan lagu buruh dan bernyanyi lantang seakan ingin menyaingi suara sang penyanyi. ’’Tolong massa KASBI jangan cair. Tetap rapatkan barisan,’’ katanya.
Lambat laun, setiap rombongan pun memainkan lagu-lagu sendiri. Namun, tidak ada konflik fisik yang terjadi. (bil/c7/oni)