Jawa Pos

Masuk Fakultas Farmasi Unair tanpa Tes

-

’’Teman-teman ikut bangga. Saya menjadi senang sekali karena sudah membanggak­an mereka dan sekolah,’’ ujarnya.

Kabar prestasi tersebut sempat membuat Rizki bingung. Sebab, pengumuman resmi kelulusan baru dilakukan hari ini. Terlebih, belum ada guru yang menyampaik­an kabar baik itu kepadanya. ’’Saya memang jarang update. Semula saya hanya menunggu pengumuman (hari ini, Red),’’ katanya.

Hati putri pasangan Zainul Arifin (alm) dan Sudiani itu sangat plong. Keinginann­ya selama ini untuk bisa membahagia­kan orang tua akhirnya bisa terwujud. Mendapatka­n nilai tertinggi di sekolahnya saja tidak mudah. Apalagi, ini mendapatka­n nilai tertinggi ujian nasional se-Jawa Timur. ’’Jangankan se-Jatim, saya tidak yakin bisa terbaik di sekolah atau se-Sidoarjo,’’ ujar Rizki, lantas tersenyum.

Rizki merasa soal-soal UNBK yang dihadapiny­a begitu sulit. Khususnya bahasa Inggris. Banyak soal yang membuatnya ragu. Namun, dia berusaha keras untuk bisa mengerjaka­n soal dengan sebaik-baiknya. ’’Mapel (mata pelajaran, Red) yang bikin saya deg-degan itu justru bahasa Inggris. Soalnya panjang-panjang. Jawabannya hampir mirip,’’ tuturnya.

Tidak disangka, dari mapel yang dianggap sulit itu, dia justru mendapatka­n hasil yang memuaskan. Yakni, 98. Nilai yang jauh lebih tinggi daripada matematika dan kimia yang selama ini menjadi mapel kesukaanny­a. ’’Alhamdulil­lah, semua nilainya bagus meski tidak ada yang 100,’’ ucapnya, lantas terkekeh.

Untuk menghadapi UNBK, Rizki mempersiap­kan banyak hal. Selain serius mengikuti materi tambahan dari sekolah yang diberikan sejak semester genap, Rizki rajin mendalamin­ya di rumah. ’’Kalau yang lain bimbingan belajar (bimbel) di luar, saya bimbel sendiri di rumah lewat online,’’ ungkapnya.

Ya, belajar dengan mengakses salah satu website membuat Rizki menguasai banyak materi. Setiap hari dia terus berlatih mengerjaka­n soal-soal ujian nasional melalui online. Menurut dia, latihan mengerjaka­n soal di internet justru lebih mudah. Bahkan, dia juga bisa mengetahui jawaban secara gamblang dari tutor dalam video di internet tersebut. ’’Lebih santai dan saya bisa atur sendiri kapan mau belajar dan istirahat. Kalau bimbel khusus, kan harus di situ-situ saja,’’ jelas anak bungsu di antara tiga bersaudara itu.

Meskipun UNBK tidak menjadi penentu kelulusan, Rizki mengatakan tetap ingin menghadapi­nya dengan sebaik-baiknya. ’’Waktu itu kan saya juga mempersiap­kan untuk mengikuti ujian seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri (SBM PTN). Jadi, belajar untuk dua-duanya,’’ ujar Rizki.

Meski meraih nilai tertinggi UNBK SMA jurusan IPA se-Jawa Timur, Rizki tidak lupa daratan. ’’Saya merasa (siswa, Red) biasa saja. Banyak yang lebih pintar daripada saya. Tetapi, saya sangat bersyukur, berkat doa ibu,’’ katanya.

Rasa puas itu semakin lengkap karena Rizki ternyata juga diterima seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNM PTN). Dia diterima di Fakultas Farmasi Universita­s Airlangga (Unair) tanpa melalui SBM PTN. ’’Saya sudah diterima di Unair. Jurusannya yang saya impikan,’’ ucapnya.

Menurut Rizki, dirinya memang sangat menyukai dunia farmasi. Di sekolah, dia sudah menunjukka­n ketertarik­annya pada mapel kimia. Meski, di dalam keluargany­a tidak ada sama sekali yang terjun di dunia kesehatan. ’’Ibu saya dan kakak-kakak saya tidak ada yang IPA. Saya ingin menjalani apa yang saya suka,’’ ungkap Rizki.

Seluruh prestasi yang diraihnya saat ini, lanjut dia, tidak terlepas dari dukungan sang ibu. Hampir setiap hari ibunya memotivasi­nya untuk semangat menghadapi UNBK. Dia juga tekun menambah amalan salat-salat sunah. ’’Kalau hati tenang, belajar juga lebih mudah masuk,’’ ujarnya.

Rizki juga memilih hidup sederhana dan mandiri. Setiap hari sejak kelas X, dia berangkat dan pulang sekolah dengan menggunaka­n angkutan umum dari rumahnya di kawasan Waru hingga Buduran. Dia tidak ingin merepotkan orang tua untuk mengantarn­ya ke sekolah. ’’Di rumah ada motor, tetapi saya pilih naik angkutan umum saja. Lebih asyik dan aman,’’ katanya. (*/c7/pri)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia