Tetap Semangat meski Bukan Penentu Kelulusan
APA saja persiapan para siswa peserta unas? Muhammad Baharuddin Farid dari SMP Negeri 2 Gresik menyatakan sudah mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya. Fokusnya, kata dia, dua pelajaran, yaitu bahasa Inggris dan matematika.
’’Saya nambah jam belajar untuk dua pelajaran itu,’’ ujar Rudi, sapaan akrab Baharuddin, kemarin (1/5). Menurut dia, unas memang bukan lagi penentu utama kelulusan. Namun, bocah 15 tahun itu tetap semangat belajar. Tujuannya, mendapat nilai terbaik.
Maulidah Nova Saputri dari MTs Negeri Gresik menilai, persiapan unas tidak hanya belajar materi pelajaran. Pendekatan spiritual juga ditingkatkan. ’’Yang jelas, sebelum menghadapi apa pun, harus lebih rajin ibadah. Termasuk salat malam,’’ katanya.
Pelajar asal Cerme itu punya trik untuk mempersiapkan unas. Selain rajin beribadah, Nova gemar mengumpulkan buku terkait dengan mapel unas. Misalnya, bahasa Indonesia, matematika, bahasa Inggris, dan ilmu pengetahuan alam (IPA).
Bagi Nova, matematika dan bahasa Inggris menjadi tantangan. Dua mapel itu dianggap paling sulit. Dibutuhkan persiapan ekstra. ’’Intensitas belajar ditambah, waktu bermain dikurangi,’’ ujar siswi yang juga atlet lompat jauh tersebut.
Firdaus Michele Reginadiva berpendapat lain. Siswi SMP Muhammadiyah 12 GKB itu menganggap mapel IPA paling sulit. Khususnya fisika.
Michele lebih tertantang menghafalkan rumus fisika. Sebab, soal tidak bisa dikerjakan hanya gara-gara lupa rumus sedikit. Dia berharap unas kali ini lancar. ’’Meski bukan penentu (kelulusan, Red), hasil terbaik menjadi bukti hasil belajar selama ini,’’ kata Michele. ( adi/c19/roz)