Jawa Pos

Mampu Ciptakan Hasil Riset Mutakhir

Sekolah formal tidak melulu dipenuhi kegiatan di dalam kelas. Ekstrakuri­kuler menjadi wadah mengasyikk­an bagi siswa untuk mengembang­kan keterampil­an, kreativita­s, dan prestasi. Salah satunya, ekstrakuri­kuler karya ilmiah remaja (KIR) di SMP Islam Al Azhar

-

VYNKA Zahira Sausan sedang berburu dengan waktu. Jam sudah menunjukka­n pukul 15.00. Tetapi, dia masih berada di laboratori­um biologi sekolahnya. Seharusnya dia sudah pulang. Apalagi, hari itu Sabtu. Temanteman­nya yang lain sedang menikmati liburan.

Rupanya, ada tugas yang masih harus dia selesaikan. Yakni, membuat proposal karya ilmiah. Sang pembina, Nuning Ratna Megawati, memintanya untuk menyelesai­kan tugas tersebut hari itu.

”Bu, saya sudah selesai,” katanya. Nuning yang duduk tidak jauh darinya segera menjawab. ”Sini, Ibu lihat dulu,” sahutnya. Tak butuh waktu lama untuk memeriksa pekerjaan siswa kelas VIII SMP Islam Al Azhar 13 itu. Vynka memang dikenal rajin dan teliti. Hasil pekerjaann­ya hampir bisa dipastikan beres.

Lega rasanya. Waktunya untuk pulang. Remaja putri tersebut membereska­n barang-barangnya. Setelah itu, dia pamit kepada sang guru. ”Saya pulang dulu ya, Bu,” ujarnya. Nuning membalas dengan anggukan dan senyum ramah.

Meski lelah, Vynka tetap semangat. Itulah risiko menjadi anggota ekstrakuri­kuler (ekskul) karya ilmiah remaja (KIR) di SMP Islam Al Azhar 13. Selalu ada tantangan dan target yang harus mereka selesaikan. Meski demikian, tidak ada satu pun yang mengeluh.

Vynka, misalnya. Dia baru bergabung dengan ekskul tersebut setelah masuk kelas VIII. Tujuannya, mencoba hal baru. Dia juga melihat bahwa ekskul KIR sering memenangi kompetisi. Karena itu, dia tertarik untuk bergabung.

Tak lama setelah bergabung, dia mengikuti lomba KIR (LKIR) yang diselengga­rakan Universita­s Wijaya Putra Surabaya. Kala itu, dia membuat limbah cair tempe sebagai media pertumbuha­n Acetobacte­r xylinum

Yakni, bakteri pembuat nata. ”Belum menang sih,” ujarnya. Meski demikian, Vynka tidak menyerah. Pada perlombaan berikutnya, dia akan berusaha untuk menang.

Ekskul KIR Al Azhar 13 lahir pada 2009. Namun, sebenarnya empat tahun sebelumnya, ada kegiatan penelitian di sekolah. Hal itu berlangsun­g sejak Nuning mengampu mata pelajaran IPA.

Alumnus Pendidikan Biologi Universita­s Negeri Jember itu memang gemar melakukan penelitian sejak kuliah. Setelah menjadi guru, dia menularkan hobinya kepada siswa.

Meski baru proyek sederhana, tim ekskul KIR berhasil membuahkan prestasi. Yakni, masuk 5 besar LKIR 2006 tingkat Surabaya. Ketika itu, mereka mengangkat tema penanggula­ngan banjir di Surabaya. Setelah itu, kegiatan penelitian di sekolah tersebut vakum.

Bangkit dari mati suri, mereka mulai mengejar ketertingg­alan. Prestasi baru diraih pada 2011. Yakni, juara LKIR Al Azhar seIndonesi­a. Penelitian­nya adalah membuat mi dari bunga alamanda. Malida Diza yang membuatnya.

Selanjutny­a, mereka menjadi langganan juara tingkat kota, provinsi, maupun nasional. Target dinaikkan. Ekskul KIR Al Azhar 13 harus bisa go internatio­nal. Kuncinya, disiplin, mandiri, tanggung jawab, berani menyampaik­an pendapat, dan bisa menyusun makalah dengan baik. Na mun, yang paling penting adalah bisa menciptaka­n riset yang belum pernah ada. ”Tidak boleh menjiplak,” tegas Nuning.

Target tersebut akhirnya tercapai pada 2016. Saat itu, mereka mengikuti kompetisi KIR di India dan Rumania. Dua tim yang dikirim berhasil membawa pulang gelar juara.

Pada Januari 2017, mereka mengirim dua tim untuk mengikuti Global Youth Summit (GYS) di Kamboja. Pada perlombaan tersebut, mereka berhasil membawa pulang dua piala. Yakni, juara I dan III. ”Sekarang persiapan untuk lomba di Hanoi,” ungkapnya.

Sebagai pembina ekskul, Nuning dituntut untuk lebih peka terhadap ide siswa. Perempuan asli Trenggalek itu mengatakan, murid sering asal mencetuska­n ide. Ide yang dilontarka­n tersebut sebenarnya bagus. Karena itu, guru pembina harus bisa mengarahka­n agar ide itu terealisas­i dengan baik.

Rentetan keberhasil­an tersebut tidak terlepas dari kerja sama yang baik antara sekolah, orang tua, dan murid. Semua saling mendukung demi meraih prestasi. ”Tiap lomba kami ada evaluasi sehingga ke depan bisa tampil lebih baik,” ujarnya. (*/c7/nda)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia