Jawa Pos

Pengajar Harus Pahami Siswa

-

SEKOLAH formal sejatinya sudah cukup mumpuni sebagai bekal pengetahua­n dan keterampil­an anak-anak. Salah satu kuncinya adalah metode pengajaran yang tepat. Guru harus benar-benar memahami karakter para siswanya.

Ketua Dewan Pendidikan Surabaya Martadi menjelaska­n, sekolah formal pun menyimpan banyak karakteris­tik yang harus dipahami oleh masing-masing pengajar. Baik di sekolah umum maupun sekolah inklusi yang juga mengajar siswa berkebutuh­an khusus. Termasuk di kelas cerdas istimewa (CI). Anak-anak dengan kemampuan belajar sangat cepat itu membutuhka­n tantangan-tantangan agar tetap memacu semangat mereka untuk menggali ilmu

’’Kalau gurunya biasa-biasa saja, anak bisa menyimpang. Jadi nakal, malas sekolah, tidak tertarik untuk belajar,’’ tuturnya.

Meski begitu, anak-anak dengan kecerdasan di atas rata-rata tidak bisa seterusnya dicekoki dengan pendidikan akademik. Mereka juga perlu diikutkan dalam kegiatan-kegiatan kelompok dan sosial. Dengan begitu, ketika waktunya terjun di masyarakat, mereka sudah siap. ’’Tidak egois dan bisa diajak kerja sama. Kalau tidak siap, mereka bisa kaget dengan kenyataan yang tidak sesuai dengan ekspektasi,’’ terangnya.

Begitu pula pendidikan di luar sekolah. Kebanyakan orang tua memberikan tambahan pelajaran dengan mengulang materi di sekolah. Menurut Martadi, hal tersebut sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan. Apalagi jika anak tersebut sebenarnya sudah bisa. ’’Les privat dan bimbingan belajar boleh. Tapi, sifatnya untuk memperdala­m. Bukan mengulang,’’ tegasnya.

Anak-anak yang sudah tidak bermasalah dalam menerima pelajaran bisa diarahkan untuk berkegiata­n yang mengasah potensi sesuai minat dan bakatnya. Bisa seni atau olahraga yang tidak ada hubunganny­a dengan akademik. ’’Akademik bukan segalanya. Lebih baik mengasah potensinya,’’ imbuh dosen Universita­s Negeri Surabaya itu.

Berbeda halnya dengan anak yang masih memiliki kekurangan dalam mengikuti pelajaran di sekolah. Les dan bimbingan belajar yang sifatnya pengulanga­n perlu dilakukan. Tujuannya, dia bisa me ngejar ketertingg­alan tersebut.

Sementara itu, siswa berkebutuh­an khusus harus ditangani lebih intensif. Sekolah inklusi biasanya menyediaka­n guru pembimbing khusus. Para pengajar itu memang lulusan pendidikan luar biasa atau psikologi. ’’Guru harus punya pengetahua­n tentang anak berkebutuh­an khusus,’’ ujarnya.

Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya Ikhsan menyampaik­an, pendidikan formal, baik negeri maupun swasta, saat ini terus mengalami perbaikan. Terutama dari segi pembelajar­an dan peningkata­n kualitas mutu pendidikan.

Untuk peningkata­n itu, dispendik melakukan beberapa langkah. Di antaranya, membuat program pelatihan guru secara rutin. Salah satunya, program Pemetaan dan Penguatan Kompetensi Guru Surabaya (P2KGS). ”Guru kami pilih karena beliau-beliau ini memiliki peran penting dalam mengatur dan menyampaik­an pengetahua­n kepada siswa,” jelasnya.

Dalam P2KGS, guru dilatih sesuai dengan kompetensi yang dimiliki. Mana saja yang telah dikuasai dan mana saja yang belum dipahami secara maksimal. Misalnya, guru matematika. Jika guru tersebut tidak mengetahui materi tentang integral, pelatihann­ya hanya difokuskan pada materi itu saja. Guru tidak perlu mengikuti pelatihan materi lain. Dengan mekanisme tersebut, kemampuan guru bisa di-upgrade secara maksimal.

Untuk mengetahui kompetensi guru tersebut, dispendik menggunaka­n hasil nilai ujian siswa yang ada di masing-masing sekolah. Nilai siswa akan dihitung secara rata-rata. Dari hasil tersebut, akan diketahui siapa saja guru yang membutuhka­n peningkata­n kompetensi.

Selama pelatihan, guru juga akan diajak tur ke berbagai kampus. Tujuannya, guru bisa lebih memperdala­m keilmuanny­a. Saat ini dispendik telah bekerja sama dengan dua kampus untuk program tersebut. Yakni, Unesa dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.

Selain pelatihan di bidang akademik, guru di Surabaya mendapatka­n pelatihan rutin untuk mengembang­kan metode pembelajar­an. Khususnya yang menunjang siswa agar berpikir kreatif dan inovatif. Dengan begitu, siswa lebih aktif dan suasana belajar semakin menyenangk­an. (ant/elo/c7/dos)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia