Jawa Pos

Usulkan Tanah Bengkok untuk Hunian Tetap

-

PONOROGO – Tidak mudah mendapatka­n lahan untuk hunian tetap (huntap) korban terdampak tanah longsor Banaran, Pulung, Ponorogo. Berdasar hasil survei tim Pusat Vulkanolog­i dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bandung, Jawa Barat, hanya dua di antara tujuh lokasi yang direkomend­asikan. Kendalanya, lahan berada di dekat jalur longsor, kemiringan­nya curam, hingga di bawah lereng curam.

’’Secara umum tidak layak dijadikan lahan relokasi,’’ ujar Koordinato­r Tim PVMBG Bandung Heri Purnomo kemarin (2/5).

Kepala Desa Banaran Sarnu menyebutka­n, 45 warganya harus direlokasi. Mulai korban langsung maupun warga terdampak di bawah sektor D yang wajib meninggalk­an rumah. Sebanyak 17 di antara mereka belum memiliki lahan.

Pihaknya berupaya mencarikan lahan. Namun, ternyata lokasinya tidak cukup aman. Sebanyak 28 KK lain sudah menyodorka­n lahan pribadi. Namun, delapan di antara mereka wajib mencari lahan lain karena terlalu dekat dengan area longsor.

’’Lahan di sini tidak ada yang datar. Semua begini. Susah memang,’’ ujarnya.

Sarnu bakal mengusulka­n tanah bengkok Kades dan kamituwo. Lokasinya dinilai aman. Datar dan cukup luas. Cukup untuk 20 unit rumah. Namun, tetap harus menunggu rekomendas­i tim ahli. Dia pasrah jika tidak mendapat restu.

’’Kami sudah berusaha mencarikan lahan. Kalau tidak layak, kami kembalikan kepada pemkab,’’ ungkapnya.

Sementara itu, korban kelima yang ditemukan akhirnya dimakamkan kendati belum teridentif­ikasi. Lemari pengawet di kamar jenazah RSUD dr Harjono pun penuh.

Jasad dimakamkan dengan nisan korban nomor 5. Nisan bakal diganti jika hasil tes DNA keluar dan jasad berhasil teridentif­ikasi. Sementara itu, korban keenam masih berada di RSUD. (agi/sat/c5/diq)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia