Jawa Pos

Genjot Kapal Perang karena Kapal Niaga Lesu

-

Kapal pertama selesai pada 8 Mei 2016.

Penyelesai­an kapal kedua sempat diwarnai penangkapa­n beberapa petinggi PT PAL oleh KPK. Termasuk Direktur Utama Firmansyah Arifin. Karena harus menjalani proses hukum lantaran menerima suap dalam penyelesai­an kapal SSV, April lalu Firmansyah diganti Budiman Saleh.

Serah terima dan pelepasan Davao Del Sur kemarin dipimpin Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu di Dermaga Divisi Kapal Niaga PT PAL. Filipina diwakili Wakil Menteri Pertahanan Bidang Kebijakan Pertahanan Filipina Ricardo David Jr. Hadir pula perwakilan Pemprov Jatim dan Pemkot Surabaya.

Budiman menegaskan, OTT oleh KPK beberapa waktu lalu tidak sampai mengganggu proses produksi di perusahaan­nya. Dia juga telah berkomunik­asi dengan pihak Filipina akan adanya masalah itu.

’’Fokus kami saat ini adalah damage recovery,’’ katanya. ’’Di sini yang paling utama adalah mengembali­kan kepercayaa­n custo mer dan stakeholde­r,’’ lanjutnya.

Stakeholde­r yang dimaksud, antara lain, pemegang saham, perbankan, maupun pemerintah. Dia menjelaska­n, pengiriman SSV Davao Del Sur (LD-602) merupakan salah satu pembuktian bahwa kinerja PT PAL Indonesia tetap konsisten. Tidak terganggu.

Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu juga menampik bahwa kasus suap yang menjerat mantan Dirut PT PAL telah menurunkan produktivi­tas BUMN tersebut. Dia enggan berkomenta­r mengenai evaluasi terhadap temuan KPK di tubuh PT PAL. ’’Itu bukan urusan saya. Yang jelas, PT PAL akan bertindak profesiona­l, akuntabel, dan transparan,’’ tegasnya.

Pemerintah Filipina menyatakan puas atas hasil produksi PT PAL. Ricardo David Jr. menyebutka­n, ada kemungkina­n mereka kembali bekerja sama dengan PT PAL. Berkaca dari produk kapal perang pertama dari PT PAL, dia optimistis BUMN tersebut bisa terus menjadi good supplier. Porsi Kapal Militer 85 Persen Dalam kesempatan itu, Budiman juga menjelaska­n strategi perusahaan­nya dalam menghadapi kondisi perekonomi­an yang saat ini lesu. PT PAL ’’terpaksa’’ fokus berjualan kapal perang karena permintaan kapal niaga sangat rendah. Setelah sukses mengirimka­n dua kapal ke Filipina, mereka membidik Malaysia dan negaranega­ra di Afrika. ’’Kontribusi kapal militer saat ini mencapai 85 persen,’’ kata Budiman.

Malaysia sudah mengungkap­kan keinginann­ya untuk membeli kapal SSV saat kapal tersebut dipamerkan dalam Internatio­nal Maritime and Aerospace Exhibition Malaysia Naval Defence di Langkawi. ’’Kami berharap kontrak luar negeri yang paling cepat adalah dengan Malaysia,’’ ujar Budiman.

Tidak hanya mengembang­kan kapal dalam negeri, PT PAL juga berusaha meningkatk­an pemakaian komponen lokal. Kini peralatan elektronik dan panel kapal sudah berhasil diproduksi di dalam negeri. Yang masih diimpor adalah mesin serta alat navigasi. (deb/pus/c5/ang)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia