Jawa Pos

Dapat Ilmu dari Robot hingga 3D Printer

-

BRISBANE – Long weekend is over. Kemarin (2/5) aku –Ananda Dea (SMA Ciputra Surabaya)– bersama Helena Tipawael (SMA Frateran Surabaya) dan Maghrizkia Aulia (SMA Barunawati Surabaya) harus kembali belajar di QUT. Krista, house parent, mengantar kami hingga depan cultural centre, South Bank. Kami pun berjalan sekitar 2 km untuk sampai di QUT Gardens Point Campus.

Di sana Janette Yuen, salah seorang staf QUT, menyambut dan membawa kami berkelilin­g di QUT. Hal yang kali pertama kami lakukan adalah berkunjung ke Australian Centre for Robotic Vision (ACRV). Kami ditunjukka­n beberapa robot keren ciptaan ACRV. Salah satunya adalah Baxter. Robot yang human friendly itu berfungsi mengurangi kecelakaan dalam kerja. Ada juga COTSbot ( Crown-of-Thorns starfish robot), robot bawah laut yang membantu menyingkir­kan bintang laut agar nggak merusak terumbu karang.

Setelah itu, kami pergi menuju engineerin­g faculty dan bertemu dengan Scott, staf laboratori­um. Di sana kami dijelaskan rangkaian kegiatan mahasiswa QUT. Salah satunya adalah tugas kelompok membuat pesawat dari kayu. Bukan hanya itu, kami juga ditunjukka­n mobil dengan energi efisien buatan mahasiswa QUT.

Scott juga memperliha­tkan kami 3D printer. Alat itu membantu para calon engineer membuat prototipe sebelum menjadi produk. Dengan bantuan alat tersebut, desain yang kompleks pun bisa dibuat. Mulai tulang manusia sampai kerangka bangunan.

Setelah berjalan-jalan selama tiga jam, Janette mengantar kami untuk makan makanan yang udah disiapkan pihak QUT. Wah, ternyata makanan yang kami santap khas Indonesia. Mulai gado-gado, sate ayam, bihun goreng, rendang, dan tentu nasi putih.

Selesai lunch, kami menuju ke gedung Centre for Tropical Crops & Biocommodi­ties (CTCB) dan bertemu dengan Profesor Sagadevan Mundee. Dia memperkena­lkan kami dengan muridnya, Abigail dan Dr My Linh. Di fakultas CTCB ini, mereka menjelaska­n berbagai research yang menarik seperti mengolah ampas tebu menjadi bahan cat, resin, dan adhesive.

Abigail dan Dr My Linh mengajak kami mengunjung­i glass house mereka. Di tempat tersebut, mereka sedang mengembang­kan proyek genetic crossing untuk mengurangi penggunaan insektisid­a yang berlebihan pada tanaman. Kami juga mengunjung­i The Cube dan mempelajar­i solar system and gravity. Last, kami mengunjung­i lab science QUT serta belajar tentang alat-alat dan cara kerja laboratori­um. (dea/c14/als)

 ?? DEA FOR ZETIZEN ?? ILMU BARU: Kunjungan ke glass house bersama Abigail (tiga dari kanan) dan Dr My Linh (dua dari kanan).
DEA FOR ZETIZEN ILMU BARU: Kunjungan ke glass house bersama Abigail (tiga dari kanan) dan Dr My Linh (dua dari kanan).

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia