Dipelopori 13 Gapoktan yang Berkongsi
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gresik ingin tujuan wisata semakin variatif. Selain wisata religi dan pantai, sekarang dirintis daerah agrowisata. Yaitu, Desa Petiyin Tunggal sebagai agrowisata Coffee and Chocolate Center (3-C).
RIBUAN pohon cokelat dan kopi ditanam di antara pohon jati. Di lahan seluas 2,7 hektare pada Jumat (28/4), Bupati Sambari Halim Radianto tampak semringah dan bangga. Dia bertekad mewujudkan mimpi masyarakat Kota Giri yang dikenal sebagai Kota Santri dan Industri. Yaitu, punya agrowisata yang berkelas.
Bahkan, Sambari sempat urun nama untuk kawasan agrowisata hortikultura tersebut. ”Saya usul nama tempat wisata ini adalah agrowisata Coffee and Chocolate Center Berwawasan Islami,” katanya. Sambari berharap pengembangan wisata yang diprakarsai masyarakat itu mampu memberdayakan penduduk sekitarnya.
”Apabila kawasan wisata ini sudah terealisasi, perekonomian masyarakat semakin meningkat,” harap suami Hj Maria Ulfa tersebut.
Konsepnya, desa juga bakal membangun arena outbound, bumi perkemahan, dan panggung hiburan. Pengelola bakal men- dirikan pusat produksi kopi untuk Gresik Utara. ”Ide ini sudah lama. Kami melihat potensi bisnis kakao dan kopi,” papar Kepala UPT Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan Gresik Wilayah V Wiwik Wulandari kemarin.
Wiwik menjelaskan, saat ini ada 5 ribu warung kopi di Kota Pudak. Sebagian pengusaha masih mengambil bahan racikan dari luar kota. Nah, peluang itu dimanfaatkan. Wiwik optimistis agrowisata tersebut bakal termasyhur.
Agrowisata 3-C itu berdiri di atas lahan seluas 2,7–3 hektare. Lahan tersebut merupakan hasil kongsi 13 gabungan kelompok tani (gapoktan) di Kecamatan Dukun. Di antaranya, Desa Petiyin Tunggal, Lowayu, Sekargadung, Wonokerto, Dukuh- kembar, dan Tiremenggal. Gapoktan memiliki misi sama. Yakni, mengembangkan agrowisata untuk mengangkat per- ekonomian kelompok mereka. ”Kerennya, 13 gapoktan itu seperti
kata Camat Dukun Narto kemarin (2/5).
Sudah tiga tahun terakhir, kawasan agrowisata hortikultura itu digagas 13 gapoktan tersebut. ”Ide agrowisata Coffee and Chocolate Center (3-C) ini muncul sejak masa kepemimpinan SQ (Sambari Halim Radianto-Moh. Qosim, bupati dan wakil bupati Gresik, Red),” imbuhnya.
Tidak terlalu lama. Narto memperkirakan, pada akhir 2018 kawasan wisata hortikultura itu sudah bisa dinikmati masyarakat. Pengunjung bisa mempelajari pohon kakao dan kopi. Juga, bisa belajar tentang tanaman lain di kawasan agrowisata tersebut. ”Kawasan agrowisata ini akan dilengkapi arena untuk outbound,” jelasnya.
Dalam rencana besar Pemkab Gresik, agrowisata hortikultura itu akan diintegrasikan dengan wisata telaga banyu biru di Desa Lowayu, tempat kelahiran Bupati Sambari. Telaga banyu biru itu berupa kolam yang airnya sangat jernih. Di dekat telaga banyu biru, terdapat gua yang juga elok. ”Jadi, sehari wisatawan bisa mengunjungi tiga lokasi,” ungkap Narto.
Wisata hortikultura Desa Petiyin Tunggal tersebut akan memberikan sensasi berbeda bagi masyarakat, baik di dalam maupun luar Gresik. Sebab, mereka tidak perlu lagi ke luar kota untuk bisa menikmati alam dan tumbuhan. ”Cukup bertamasya di Gresik Utara,” kata Narto. (*/c7/roz)