Akan Panggil Manajemen Hotel Tempat Pesta
Hal tersebut disampaikan Kasatreskrim Polrestabes Surabaya AKBP Shinto Silitonga. Yang disampaikan polisi asal Medan itu adalah hasil tes fisik dan kesehatan yang dilakukan Unit PPA dan Dinas Kesehatan Surabaya.
Pengujian tersebut memang dilakukan untuk melihat kemungkinan adanya penyakit infeksi menular seksual (IMS). Sebab, perilaku seksual para gay itu memang tidak lazim. Karena itu, dokter mengambil cairan pada alat kelamin tiap peserta. Spesimen tersebut lantas dibawa ke laboratorium untuk dicek kemungkinan adanya penyakit sifilis atau gonore. ’’Kami masih menunggu hasil uji tersebut,’’ kata Shinto.
Selain itu, polisi mendeteksi virus HIV. Shinto menerangkan, dinas kesehatan menggunakan metode rapid test khusus. Agar lebih akurat, darah para pelaku juga diperiksa. ’’Sehingga akurasinya mencapai 99 persen,’’ ucap lulusan Akpol 1999 tersebut.
Hasilnya cukup mengejutkan. Lima orang positif HIV. Empat di antaranya sudah berstatus tersangka, sedangkan seorang lagi masih saksi.
Hasil tersebut akan diberitahukan kepada keluarga tersangka dan penjaga tahanan. Dengan demikian, para tersangka yang positif HIV itu diperhatikan secara lebih. ’’Kami akan pastikan mereka aman selama proses penyembuhan dan berhadapan dengan hukum,’’ tegas Shinto.
Sementara itu, enam orang lagi yang diperiksa sebagai saksi akan dipulangkan. Tetapi, mereka harus siap jika sewaktu-waktu dipanggil penyidik. ’’Untuk keterangan tambahan, bergantung kebutuhan berkas perkara,’’ jelas Shinto.
Shinto juga memastikan pihaknya akan memanggil pihak hotel untuk dimintai keterangan. Sebab, ada dua kamar untuk pesta seks. Apakah pengelola hotel sudah tahu sebelumnya atau tidak. ’’Keterangan dari mereka pasti akan memengaruhi status para pengelola hotel,’’ ungkapnya.
Polisi juga berencana memeriksa rekening para penyelenggara. Tujuannya, mengetahui jumlah pasti calon peserta pesta gay. Dari situ, pihaknya bisa mendeteksi apakah sudah ada peserta yang memberikan DP terlebih dahulu sebelum datang ke acara tersebut. ’’Kami harap mereka kooperatif untuk membuka buku rekeningnya,’’ harap Shinto.
Shinto menyatakan bahwa animo pesta itu memang cukup tinggi. Terbukti, penyelenggara sampai menambah waktu penyewaan kamar. Polisi pun akan menyelidiki pesta bejat semacam itu diselenggarakan secara rutin atau tidak. ’’Yang jelas, dari rencana penyelenggara kemarin, menjadi bukti optimisme dari penyelenggara bahwa animo di Surabaya cukup tinggi,’’ tuturnya. (aji/c20/dos)