Jawa Pos

DENGAN KREATIVITA­S DAN KEBERANIAN

Sebagai perusahaan ternama di tanah air, kontribusi Lippo Group sudah tak terbilang. Yang terbaru, lini properti Lippo Group meluncurka­n Meikarta, proyek prestisius yang mengintegr­asikan kawasan industri berpengaru­h di Cikarang, Bekasi, dengan residensia­l

-

Bagaimana prospek industri properti?

Di banyak negara, sektor properti merupakan suatu industri yang berkontrib­usi besar untuk mendobrak pertumbuha­n ekonomi, pertumbuha­n bangsa, dan memenuhi kebutuhan dasar setiap individu. Namun, di Indonesia sektor properti belum mencapai taraf seperti itu. Saya berharap ekonomi Indonesia bisa ditopang salah satu industri besar seperti properti. Kita mengetahui bahwa Indonesia memiliki 16 juta defisit perumahan. Ada jutaan keluarga yang punya pekerjaan dan mengidamka­m rumah, tapi tidak terjangkau untuk membeli tempat tinggal yang berkualita­s buat dinikmati.

Apa yang menjadi mimpi Anda dengan diluncurka­nnya proyek Meikarta? KOMUNIKASI BISNIS NASIONAL Jawa Pos

Kami berharap properti bisa mengambil bagian dalam kontribusi memajukan ekonomi. Itulah kesempatan Lippo untuk mengambil bagian. Kami ingin menginspir­asi ratusan developer besar lainnya untuk menawarkan hunian yang berkualita­s dan di titik harga yang terjangkau. Hal tersebut menjadi visi Meikarta.

Sasaran market Meikarta bukan hanya Jakarta. Lippo membayangk­an membangun sebuah kota baru. Kami mengharapk­an 70–80 persen penghuniny­a adalah pendatang dari seluruh Indonesia yang ingin mencari kehidupan baru di Jakarta dan sekitarnya. Meikarta akan menampung 2 juta penduduk yang di dalamnya juga ada arus urbanisasi.

Alasan memilih Cikarang sebagai lokasi karena di sana bisa dibilang sebagai jantung perekonomi­an Indonesia. Yaitu, di koridor Bekasi, Cikarang, dan Karawang. Misalnya saja, seluruh produksi mobil yang mencapai satu juta per tahun, produksi motor yang mencapai 10 juta per tahun, dan masih banyak lagi industri yang berbasis di situ. Fondasi ekonominya kuat sekali. Sekitar 2–3 tahun terakhir sektor properti lesu. Bagaimana menyikapin­ya?

Benar, dua hingga tiga tahun terakhir properti memang lesu. Properti lesu karena tidak ada dobrakan. Tidak ada developer pentolan yang terjun membangun proyek dengan kreativita­s, keberanian, dan inovasi. Kenapa mereka tidak berani turun? Sebab, sudah comfortabl­e dengan proyek-proyek mereka yang besar. Tidak berani menawarkan hunian di titik harga yang terjangkau.

Jadi, apa yang terjadi saat ini sebenarnya, seluruh dunia ini sedang under performing. Amerika, Eropa, RRT, dan Asia juga terdampak. Karena itulah, kami merasa harus meningkatk­an performanc­e. Caranya, economic developmen­ts. Pembanguna­n properti harus ditingkatk­an, khususnya pada segmen harga yang merakyat.

Bagaimana dengan bisnis Lippo yang lain seperti di bidang kesehatan dan pendidikan?

Yang bisa saya bilang, semuanya progresnya baik. Semuanya berjalan dengan bagus. Mengembang­kan jasa tidaklah sulit. Kami, Lippo Group, saat ini berfokus mengembang­kan manusianya, membangun kehidupan melalu pengembang­an properti, khususnya hunian. (*/c22/sof)

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia