Demi Mengajar, Rela Melawan Ombak
KEPULAUAN SERIBU – Waktu belum mendekati pukul 06.00. Namun, Pelabuhan Lampu 08 di Pulau Tidung, Kepulauan Seribu, sudah didatangi sejumlah guru.
Mereka hendak berangkat mengajar ke pulau yang berseberangan dengan tempat tinggal mereka. Yakni, Pulau Payung.
Tujuh guru SDN Pulau Tidung 04 itu harus rela bolak-balik menyeberangi lautan demi menunaikan kewajiban. Setiap hari rombongan tersebut berangkat menuju Pulau Payung dengan menggunakan kapal kayu milik seorang guru.
Pagi mereka berangkat ke Pulau Payung, sedangkan sorenya pulang kembali ke Pulau Tidung. Begitu setiap hari sampai bertahun-tahun.
Berbeda dengan sekolah-sekolah di Kepulauan Seribu Utara yang disediakan kapal sekolah. Di Kepulauan Seribu Selatan, kapal sekolah dari dinas pendidikan dan dinas perhubungan tidak sampai. Karena itu, mereka terpaksa menggunakan kapal pribadi.
Cuaca pagi kemarin (15/5) sungguh bersahabat. Tidak ada angin kencang yang membuat ombak tinggi. Pagi itu langit teduh sehingga perjalanan tampak menyenangkan.
”Sudah bertahun-tahun kami di laut. Cuaca bisa berubah sewaktu-waktu. Pagi tenang, sore kami bisa menjumpai badai,” kata Anwar, guru SDN Pulau Tidung 04.
Jika ada ombak besar dan masih berada di Pulau Payung, mereka memilih tidak pulang ke rumah. Tujuh guru itu menginap di sekolah atau di tempat warga sekitar. Namun, bila ombak sudah menurun, mereka akan melaju.
Di tengah perjalanan, mereka kerap menemui badai tiba-tiba. Saat itu juga, mereka harus berhenti di tengah laut. Mereka memasang jas hujan agar badan tidak terlalu basah. Juga, melamatkan doa agar selamat sampai tujuan. Sebab, keluarga menunggu di rumah.
Perjalanan dari Pulau Tidung ke Pulau Payung membutuhkan waktu 35 menit jika cuaca baik. Bila sebaliknya, perjalanan menjadi lebih dari satu jam. (gin/c21/diq)