PSIM Siap Redam Serangan Balik
Lupakan euforia kemenangan atas Persepam Madura Utama Kamis lalu (11/5). Sebab, PSIM Jogjakarta sudah menunggu di berikutnya. Waspada. Pasalnya, tim berjuluk Laskar Mataram itu punya rekor sempurna di laga kandang.
matchday
STADION Sultan Agung, Bantul, dipilih sebagai laga home PSIM. Meski statusnya kandang ”pinjaman” (Stadion Mandala Krida, Jogja karta, masih di re no vasi),, PSIM begitu perkasa saat ber main di Stadion Sultan Agung. Catatan sem- purna pun diibukukan Laskark Mataram dalam dua laga di grup 5 Liga 2 tahun ini. Martapura FC menjadi korban pertama. Mereka takluk 2-3 saat bermain di Sultan Agung. Lalu, Persinga Ngawi dilibas dua gol tanpa balas pada laga kandang kedua 4 Mei lalu.
Nah, Persebaya Surabaya adalah tamu ketiga di Stadion Sultan Agung. Green Force –julukan Persebaya– pun harus siaga satu. Apalagi, PSIM baru saja menelan kekalahan 2-3 saat melawat ke Stadion Wilis menghadapi Madiun Putra (12/5). ”Kami menghormati Persebaya yang memang me- miliki nama besar. Namun, kami sudah siap menghadapi mereka meski pertandingan terakhir kami berjalan kurang maksimal,” kata pelatih PSIM Erwan Hendarwanto.
Erwan menilai kekalahan Achmad Taufiq dkk di Madiun semata disebabkan faktor mental. Bagaimana tidak, hingga menit ke-87 saat kedudukan 3-1 untuk tuan rumah, PSIM sejatinya memiliki peluang menipiskan skor via tendangan penalti. Namun, sepakan Andi Kurniawan gagal.
”Anak-anak terlalu terburu-buru mengekse- kusi peluang. Itu yang tidak boleh terjadi lagi saat bertemu Persebaya,” tutur pelatih 40 tahun tersebut. ”Selain itu, kami harus memperbaiki transisi dari menyerang ke bertahan. Melawan Persebaya yang memiliki serangan balik cepat menuntut itu bisa berjalan dengan baik,” sambungnya.
PSIM harus kehilangan bek kiri Said Marjan. Dia mengalami benturan ketika berduel dengan salah seorang pemain depan Madiun Putra. Akibat benturan tersebut, pemain bernomor punggung 17 itu harus dilarikan ke rumah sakit. Fisioterapis PSIM Rozak Isrofi mengatakan, Said mengalami robek di bagian ligamen otot bahu. Untung, saat menjalani rontgen di rumah sakit, tidak ada masalah berarti. Namun, Said harus beristirahat lebih lama. ”Setelah dicek, ligamennya terkoyak. Untuk pemulihan cederanya, setidaknya perlu tiga pekan,” bebernya. Kondisi tersebut memaksa Erwan mencari solusi demi menambal pos yang ditinggalkan Said. ”Saya berharap kami bisa full team dan memenangi laga penting itu (melawan Persebaya, Red),” sambung Manajer PSIM Agung Damar Kusumandaru.
Agung mengakui, PSIM diuntungkan dengan seringnya tayangan live laga home Persebaya. ”Jadi, kami tak perlu datang ke Surabaya untuk memantau laga home mereka,” ucapnya.
Saat Persebaya menjamu Persepam, seluruh ofisial, pelatih, dan pemain menggelar nonton bareng (nobar) di Wisma PSIM. Setelah nobar, mereka menggelar diskusi kecil untuk membahas strategi yang tepat saat melawan Green Force. ”Lumayan ada tayangan live. Jadi, kami punya bahan referensi,” katanya.
Dari nobar itu pula PSIM jadi tahu kehebatan dua rekrutan baru Persebaya, yakni Risha di Fauzi dan Mardiono. ” Tapi, kami mewaspadai semua pemain Persebaya. Saya lihat permainan Persebaya semakin bagus,” pujinya.
Kubu Persebaya sendiri menyadari ancaman dari kandang PSIM. ”Kami sadar akan melawan tim dengan ambisi menang di kandang yang sangat tinggi. Pembenahan di lini belakang jadi fokus kami untuk pertandingan-pertandingan selanjutnya,” kata asisten pelatih Persebaya Ahmad Rosidin.
”Semoga pemain tidak cepat puas setelah kemenangan atas Per sepam. Bagaimanapun, menjaga konsistensi permainan itu lebih berat,” sambung pria 54 tahun tersebut. (io/c9/bas)