Jawa Pos

Erwan Hendarwant­o sang Special Wan

-

KARIRNYA saat masih menjadi pemain memang tidak terlalu mentereng. Maklum, Erwan Hendarwant­o dulu hanya membela klub-klub divisi bawah semacam Pusri Palembang dan Perserang Serang. Dia pernah membela PSIM Jogjakarta pada musim 2000– 2001. Tapi, saat itu PSIM sedang terpuruk.

Saat awal berkarir sebagai pelatih pun, kiprahnya nyaris tak terdengar. Tapi, setelah tahun lalu suk ses membawa PSIM menembus babak 16 besar ISC B, pamor Erwan langsung meroket. Erwan dianggap punya potensi lantaran PSIM yang ditangani mayoritas bermateri pemain muda. Julukan Special Wan pun langsung melekat pada sosok pelatih 40 tahun itu.

Namun, Erwan berkeberat­an dengan julukan tersebut. Sebab, julukan itu adalah pelesetan dari Special One yang selama ini identik dengan Jose Mourinho. ’’Saya masih pemula. Masih banyak pelatih yang layak mendapatka­n julukan itu,’’ kata Erwan kepada Jawa Pos.

Erwan mengakui bahwa dirinya masih banyak belajar. Apalagi, awalnya dia tak punya cita-cita menjadi pelatih sepak bola. Sebab, setelah pensiun sebagai pemain, Erwan memilih menjadi karyawan. Bahkan, pada 2010 dia pernah menjadi pegawai sebuah bank swasta. Tapi, sejak 2012, dia berusaha menekuni karir di pinggir lapangan sebagai asisten pelatih almarhum Maman Durachman. ’’Saya sebenarnya ingin wiraswasta. Tapi, jalan hidup memang mengharusk­an saya jadi pelatih. Setelah jadi asisten dan dipilih jadi head coach tahun lalu, saya berpikir sekalian saja, sudah telanjur basah,’’ kata Erwan, kemudian tertawa.

Meski tergolong wajah baru, metode Erwan dalam melatih cukup unik dan jarang diterapkan pelatih-pelatih di tanah air. Salah satunya memanfaatk­an teknologi. Erwan kerap menggunaka­n perangkat teknologi pesawat tanpa awak ( drone) untuk memantau latihan dan pertanding­an. Nah, dari drone tersebut, dia bisa mengatur penempatan posisi sekaligus taktik bermain. ’’Teknologi ini sudah saya gunakan sejak ISC B tahun lalu,’’ jelasnya. (io/c19/bas)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia