Jawa Pos

Hati-Hati dengan Bola Mati

-

INGIN meraih poin maksimal di Stadion Sultan Agung, Bantul? Sebaiknya Persebaya Surabaya mendengar masukan Ridwan Awaludin. Maklum, Awal –sapaan Ridwan Awaludin– pernah meng ha dapi PSIM Jogjakarta saat masih berstatus penggawa PSS Sleman.

Dari pertemuan tersebut, Awal memberikan masukan bahwa PSIM punya sejumlah eksekutor bola-bola mati yang andal. Di antaranya, Dicky Prayoga, Hendika Arga, dan Pratama Gilang. Bahkan, Dicky tak hanya piawai menjadi algojo bola mati. Winger PSIM itu juga punya akselerasi yang cepat dan kaki kiri yang mematikan.

’’Soalnya, saya pernah satu tim dengan dia (Dicky) di PSS,’’ kata Awal. ’’Untuk PSIM, saya juga pernah berhadapan dengan mereka pada Divisi Utama 2014 lalu dan PSS tidak pernah menang, baik home maupun away,’’ ujarnya.

Gelandang 24 tahun tersebut merujuk pada pertemuan pertama di Sleman (29/4/2014). Kala itu kedua tim hanya berbagi poin dengan skor 0-0. Hal serupa terjadi saat pertemuan kedua di Stadion Mandala Krida, Jogjakarta (19/8/2014).

Saat itu Super Elang Jawa –sebutan PSS– bahkan sudah unggul 2-0 atas tuan rumah melalui gol Guy Junior pada menit ke-36 dan Mudah Yulianto (48’). Namun, keunggulan itu bisa disamakan PSIM via Eko ’’Kancil’’ Budi (49’) dan Tony Yuliandri (59’).

’’Mereka (PSIM) selalu punya spirit luar biasa kalau tampil di kandang. Itu yang benar-benar harus diwaspadai Persebaya,’’ kata Awal lagi.

Hal senada diucapkan rekrutan gres Persebaya, Rishadi Fauzi. Sama halnya dengan Awal, dia juga pernah bersua PSIM di kandangnya. Tepatnya saat berkostum Persita Tangerang pada Divisi Utama 2011–2012.

Saat Persita away ke Jogja (15/12/2011), skor sama kuat 1-1. ’’Mereka (PSIM) memang terkenal ngotot kalau main di kandang sendiri,’’ ujar Fauzi yang mencetak gol kala melakoni debut saat melawan Persepam. (io/c19/bas)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia