Aspikom Atur Kurikulum
SURABAYA – Program studi (prodi) ilmu komunikasi terus berkembang. Perbaikan dengan beragam penyesuaian kurikulum dilakukan. Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komunikasi (Aspikom) tengah menyusun kurikulum untuk menjadikan ilmu komunikasi sebagai prodi mandiri.
Kepala Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Bhayangkara (Ubhara) Fitria Widiyani Roosinda menyebut, ke depan ilmu komunikasi memiliki kurikulum yang sepenuhnya membahas ilmu komunikasi. Selama ini, ada pembahasan tentang broadcasting, jurnalistik, public relation, dan periklanan yang masuk dalam prodi ilmu komunikasi. Kelak, kata dia, bidang konsentrasi tersebut bisa menjadi prodi yang terpisah.
Di Ubhara, imbuh dia, prodi ilmu komunikasi memiliki konsentrasi public relation (PR) dan jurnalistik. ”Nah, saat ini sedang diusulkan kurikulum agar PR dan jurnalistik menjadi prodi tersendiri,” ujar dia dalam kegiatan Lokakarya Standardisasi Laboratorium dan Kongres Luar Biasa Aspikom Se-Indonesia di Ubhara kemarin (15/5).
Menurut dia, hal itu tidak memengaruhi peminat prodi ilmu komunikasi. Bahkan, menguntungkan mahasiswa. Di antaranya, mahasiswa lebih berfokus pada perkuliahannya sejak awal. Biasanya, hingga semester II, lanjut dia, materinya masih pada dasar ilmu komunikasi. Setelah itu, merujuk konsentrasinya. ”Kalau dibuat prodi mandiri, akan lebih cepat fokus pada konsentrasinya,” tuturnya.
Ketua Aspikom Heri Budianto menyatakan, pengusulan prodi baru saat ini harus melalui asosiasi profesi. Harapannya bisa linier dengan kebutuhan industri. Asosiasi juga berperan memfasilitasi kebutuhan pasar dan kebutuhan lulusan. Heri menyebut, saat ini juga dibuka peluang pengajuan izin baru untuk diploma fashion journalism. ”Prodi ini dibutuhkan dunia,” jelasnya. (puj/c6/nda)