Arak Tumpeng Raksasa
Puluhan tumpeng memenuhi balai desa. Warga berduyunduyun menyemarakkan agenda tahunan tersebut. Bukan hanya kenduri masal.
Masyarakat juga diajak untuk menuliskan target-target kemajuan desa di hari-hari selanjutnya pada sebuah banner. Mereka pun berlomba menuliskan banyak harapan. Terutama harapan desa aman, teratur, dan sejahtera.
Di antara banyak tumpeng itu, ada sebuah tumpeng yang ber ukuran cukup besar. Tumpeng itu diibaratkan makhluk jahat. Matanya dibuat merah bulat dari buah tomat. Lalu, ada tanduk yang menggambarkan energi negatif. Tumpeng tersebut kemudian dikirab. Lalu dihancurkan setelah doa bersama. Masyarakat begitu antusias saat penghancuran tumpeng. Ada spirit kegembiraan.
Kepala Desa (Kades) Sedenganmijen Hasanudin mengatakan mendapat ide itu dari perangkatperangkatnya. ”Awalnya, kami hanya buat tumpeng raksasa sebagai wujud rasa syukur. Lalu muncul ide seperti itu. Masyarakat mendukung, jadi kami realisasikan. Warga menjadi guyub dan rukun,” terangnya.
Prosesi itu juga dilakukan di Desa Kraton, Kecamatam Krian. Kemarin (15/5) warga membuat gunungan dari berbagai bahan makanan. Gunungan tersebut menjulang. Bahkan lebih tinggi daripada atap joglo Balai Desa Kraton. Gunungan itu menjadi wujud syukur seluruh warga desa atas rezeki yang dilimpahkan selama ini.
Kades Kraton Mokhamad Mashudi menyatakan, sudah tak banyak lagi area persawahan maupun kebun yang masih produktif. Kebanyakan sudah beralih ke tangan investor atau pengembang. Namun, pergerakan ekonomi dari sentra perdagangan masyarakat cukup pesat tahun ini. Area-area seperti food court mulai tumbuh. Tempat pengolahan sampah terpadu ( TPST) desa yang sudah dilengkapi bank sampah juga berkembang. ”Sudah bisa produksi pupuk kompos juga malah,” ujar Mashudi.
Untuk menambah keguyuban seluruh warga dari 23 RT tersebut, Mashudi menggelar pawai budaya. ”Ada 50 tim yang ikut. Ya, ramai banget kayak karnaval,” imbuhnya.
Acara tersebut diakhiri dengan doa bersama pada malam hari. Beberapa ulama seperti Habib Abu Bakar Hasan Assegaf serta Kiai Muhajir memimpin pengajian akbar di Desa Kraton. ”Hiburannya langsung dari salawat Pondok Pesantren Tebuireng,” ungkap Mashudi. Saat mengikuti kirab itu, Mashudi terlihat gagah. Dia mengenakan beskap hitam, mengikuti rombongan pawai budaya bersama sang istri yang berkebaya cantik.
Ruwah desa juga dilaksanakan di Desa Seketi, Kecamatan Balongbendo. Warga tumpah ruah, larut dalam doa bersama, makan bersama, juga menikmati pagelaran wayang kulit semalam suntuk bersama dalang Ki Teguh Trisno di Balai Desa Seketi pada Minggu (14/5) hingga Senin dini hari (15/5). ”Banyak harapan kami yang baik-baik. Yang jelas, semoga semakin ke sini desa semakin maju,” kata Seger Purwanto, Kades Seketi. (via/uzi/c11/hud)