Jawa Pos

Operasi 30 Menit Langsung Pulang

-

DI antara dua ruas tulang belakang, terdapat bantalan yang memungkink­an tulang bergerak dan menahan beban. Dengan bertambahn­ya usia atau akibat trauma, bantalan tersebut bisa mengalami kerusakan sehingga menonjol atau isinya keluar dan menekan saraf tepi atau sumsum tulang belakang. Ketika itulah, keluhan akan timbul.

Penonjolan bantalan atau keluarnya isi bantalan itu dikenal dengan nama hernia nucleus pulposus (HNP). Jika pemberian obat tidak lagi efektif dan berbagai terapi telah dilakukan, tetapi tidak kunjung sembuh, pengobatan dengan operasi dapat dipertimba­ngkan untuk menyelesai­kan akar permasalah­annya sampai tuntas.

’’Walau sebagian besar kasus tidak memerlukan operasi, terdapat kasus yang tidak membaik dengan pengobatan tanpa operasi. Pada kasus inilah, operasi diperlukan,’’ ujar konsultan tulang belakang Siloam Hospitals Surabaya Dr Eko Agus Subagio dr SpBS kemarin.

Berbagai macam teknik operasi tersedia untuk kasus-kasus yang spesifik, mulai minimally invasive spine surgery, less

invasive spine surgery, sampai complex spine surgery. ’’Setiap teknik mempunyai kelebihan dan keterbatas­an. Pemilihan teknik yang sesuai akan membuahkan hasil yang optimal dan menghindar­i efek samping yang tidak diinginkan,’’ terangnya.

Siloam Hospitals Surabaya menghadirk­an teknologi pembedahan minimal invasif dengan laser PLDD ( percutaneo­us

laser disc decompress­ion). Metode itu dapat dilakukan hanya pada HNP grade ringan hingga sedang. Pembedahan berjalan sekitar 30 menit yang dilanjutka­n dengan observasi selama satu sampai dua jam. Setelah itu, pasien bisa langsung pulang. Bius pun lokal sehingga biayanya lebih ekonomis.

Untuk dapat menghindar­i risiko terjadinya HNP, dr EAS menyaranka­n masyarakat beralih ke gaya hidup sehat. Dengan begitu, tubuh, tulang, dan saraf-saraf tetap bisa menjalanka­n aktivitasn­ya secara normal tanpa beban yang berlebihan. ’’Jika ada kemauan dan memilih yang terbaik untuk tubuh kita, tentu kita dapat menghindar­i risiko terjadinya HNP,’’ tegasnya.

Menurut dr EAS, pola hidup seperti merokok, kegemukan, kurang gerak, posisi bekerja yang salah, postur yang tidak baik, dan makanan yang tidak sehat merupakan faktor pilihan yang bisa dihindari. Meski begitu, HNP bisa saja terjadi kepada orang yang sudah menerapkan pola hidup sehat. ’’Biasanya karena faktor usia dan keturunan. Itulah faktor yang tidak bisa dihindari,’’ tandasnya. (nad/c14/wir)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia