PP Properti Garap Segmen Premium
SURABAYA – Permintaan pasar terhadap properti premium memang lebih terbatas daripada properti kelas menengah. Namun, ceruk pasar tersebut masih terjaga.
”Ceruk premium itu seperti piramida. Makin ke atas makin sedikit. Tapi, animonya tetap tinggi,” ujar Director of Realty PT PP Properti Galih Saksono di Surabaya kemarin (15/5).
Karena itu, PT PP Properti meluncurkan proyek properti bagi kalangan menengah ke atas Grand Shamaya di pusat Kota Surabaya. Proyek tersebut ditargetkan meng- ekor kesuksesan Grand Sungkono Lagoon (GSL) yang seluruh unitnya habis terjual dalam dua tahun. ”Setelah GSL terjual, kami sudah tidak punya produk premium lagi,” terangnya.
PP Properti tidak sendirian dalam mengembangkan produk premium. Banyak pengembang yang juga membidik segmen yang sama. Galih menyebut poin yang paling penting pada suatu proyek properti adalah produk, lokasi, dan diferensiasi. ”Nah, kekuatan kami di diferensiasi seperti adanya waterfall,” jelasnya.
Grand Shamaya yang berlokasi di pusat Kota Surabaya dibangun di lahan seluas 1,6 hektare. Di lahan tersebut, akan dibangun lima tower apartemen yang dikombinasikan dengan SOHO ( small office home office). Pada tahap pertama, PP Properti memasarkan tower Aubrey yang memiliki 387 unit.
Pada penjualan perdana, dibuka enam lantai serta sudah habis terjual. ”Kini kami buka lagi empat lantai,” tutur Galih. Targetnya, satu tower bisa terjual habis pada akhir tahun ini.
PP Properti menargetkan kontribusi Grand Shamaya terhadap total penjualan seluruh proyek perseroan mencapai 25 persen. ”Kalau bisa, terjual sekitar Rp 1 triliun. Sementara itu, target pemasaran tahun ini mencapai Rp 3,5 triliun,” jelasnya.
Bila target tersebut terealisasi, PP Properti siap membuka pemasaran tower berikutnya. Pembangunan tower Aubrey dilakukan pada 2018 dan serah terima direncanakan pada 2022. ”Nilai investasi satu tower mencapai Rp 600 miliar,” katanya. Dengan demikian, investasi total lima tower mencapai Rp 3 triliun. (res/c24/noe)