Gerebek Gudang Daging Sapi Gelonggongan
MAGETAN – Polisi membongkar praktik bisnis daging sapi gelonggongan di Dusun Tangkil, Desa/Kecamatan Poncol. Suwarno, 44, dibekuk petugas bersamaan dengan penggerebekan gudang pengolahan pada Minggu dini hari (14/5). Dalam penggerebekan itu, polisi menemukan sedikitnya 250 kilogram atau seperempat ton daging sapi yang sudah dipotong di gudang milik pria yang menjabat kepala dusun (Kasun) tersebut.
’’Saat kami gerebek sudah disembelih,’’ kata Kasubbaghumas Polres Magetan AKP Suyatni kemarin (15/4).
Dia menjelaskan, ketika digerebek, Suwarno sudah selesai mencekoki air secara paksa ke tubuh seekor sapi. Penggelonggongan yang dilakukan jagal sapi itu diprediksi dilakukan beberapa jam sebelumnya. Saat petugas tiba, tubuh sapi sudah terpotong-potong menjadi beberapa bagian. Yakni, daging, jeroan, kulit, kaki, dan kepala yang dipisahkan dalam keranjang khusus.
Berdasar pengakuan Suwarno, ujar Suyatni, daging sapi gelonggongan tersebut hendak didistribusikan ke wilayah Ponorogo. Di daerah itu sudah ada penadahnya. ’’Sejauh ini, dari hasil pemeriksaan, aksinya dilakukan tunggal. Tidak ada indikasi berkomplotan,’’ tuturnya.
Suyatni mengungkapkan, praktik penggelonggongan daging sapi yang dilakukan Suwarno terendus sekitar empat bulan lalu setelah pihaknya mendapatkan laporan warga desa setempat. Warga menyebutkan, aktivitas tersebut berlangsung hampir dua tahun.
Laporan itu ditindaklanjuti dengan melakukan pemantauan di sekitar lokasi yang disebutkan dan menggali informasi dari warga sekitar. Kendati informasi yang dikumpulkan menguatkan adanya praktik culas, polisi harus menunggu waktu yang tepat untuk melakukan penggerebekan.
’’Baru Minggu sekitar pukul 02.00 kami berhasil melakukan operasi tangkap tangan,’’ ujarnya.
Mantan Kapolsek Panekan tersebut menambahkan, modus gelonggongan yang dilakukan Suwarno terbilang rapi. Aktivitasnya dilakukan hanya ketika ada pesanan. Jumlah sapi yang digelonggong bergantung dari ramai tidaknya permintaan di pasaran.
Dari tempat kejadian perkara, polisi juga menyita dua slang plastik, mesin pompa air, serta pipa besi dan paralon. Juga pikap Mitsubishi L300 bernopol AE 8075 NF yang digunakan untuk mendistribusikan daging sapi gelonggongan.
Suwarno mengaku bekerja sebagai peternak sekaligus jagal sapi sejak Juni 2015. Namun, aksi gelonggongan baru dilakukan empat bulan terakhir. Itu menyusul adanya permintaan dari pemesan asal Ponorogo. Dia sengaja tidak menggunakan rumah potong hewan (RPH) dengan alasan harus mengeluarkan duit tambahan hingga 15 persen untuk biaya transportasi.
’’Biayanya membengkak. Karena itu, saya memilih mengelola (menyembelih, Red) sapi sendiri,’’ jelasnya. (cor/isd/c22/diq)