Jawa Pos

Rem Blong Terus Minta Korban

Tiga Tewas di Magelang saat Sedang Liburan

-

MAGELANG – Kekhawatir­an menghantui masyarakat menjelang musim liburan tahun ini. Apa lagi jika bukan maraknya kecelakaan bus pariwisata. Sejak Januari lalu, total ada 24 nyawa yang melayang akibat kecelakaan bus pariwisata. Penyebabny­a pun sama, rem blong!

Kemarin (16/5) tiga nyawa melayang gara-gara kecelakaan bus pariwisata PO Subur Jaya di Jalan Raya Magelang–Salatiga. Bus itu mengangkut rombongan wisata siswa SMK Panca Karya Sentul Bogor. Karena rem blong, bus terguling-guling hingga rusak berat. Sebanyak 3 orang tewas, 1 mengalami luka berat, dan 51 terluka ringan

Kasatlanta­s Polres Magelang AKP Didi Dewantara menjelaska­n, kecelakaan bermula ketika empat bus Subur Jaya berjalan dari arah Salatiga menuju Magelang. Tibatiba bus dengan nomor polisi K 1619 DM yang dikemudika­n Heryana, 39, warga Desa Berebeg, Kecamatan/Kabupaten Ciamis, kehilangan kendali dan menabrak bagian belakang bus bernopol K 1516 DM di depannya.

Bus Subur Jaya dengan nopol K 1619 DM masih tetap berjalan dengan kondisi kecepatan tinggi dan tidak terkendali. Selanjutny­a, bus terguling dan menabrak warung serta bengkel milik warga yang berada di sebelah kanan. ”Bus berhenti dengan kondisi melintang menutup badan jalan,” ujar Didi.

Terus berulangny­a kecelakaan maut bus pariwisata, menurut pengamat transporta­si Djoko Setijowarn­o, tidak lepas dari pengawasan yang minim. ”Beda dengan pengawasan bus reguler,” katanya kepada koran ini kemarin.

Perlu dipikirkan melakukan ramp check pada bus pariwisata yang selama ini tidak dilaksanak­an. Bisa empat faktor yang diperiksa, yakni manusia/sopir, sarana, prasarana, dan lingkungan.

Selain itu, kata Djoko, pemerintah bersama Organda harus segera membuat database bus pariwisata berizin yang update setiap bulan. Data tersebut kemudian bisa dijadikan patokan bagi masyarakat dalam memilih bus pariwisata yang terverifik­asi. ”Masyarakat juga harus cermat. Jangan hanya silau dengan tawaran dari pihak EO atau agen wisata paket murah, tapi bus yang digunakan tidak berkeselam­atan,” tuturnya.

Database itu juga bisa menggiring pada pihak agen bus atau pariwisata yang digunakan. Dengan begitu, saat terjadi kecelakaan, penelusura­n bisa segera dilakukan. ”Jangan melulu sopir yang dikambingh­itamkan. Sementara manajemen bus tidak mau bertanggun­g jawab,” ungkapnya.

Senada, Ketua Umum DPP Organda Adrianto Djokosoeto­no juga meminta masyarakat lebih cermat dalam memilih bus pariwisata. Pertimbang­annya bukan hanya harganya yang murah, tapi juga perizinan harus lengkap. Sehingga lebih terjamin keamanan dan keselamata­nnya.

”Organda dan Kemenhub sedang menyusun list perusahaan yang berizin berikut armadanya. Masyarakat berhak bertanya soal legalitas armada bus yang akan disewa,” terang dia kemarin. Pria yang akrab disapa Andre tersebut belum tahu detail bus yang terlibat kecelakaan di Magelang itu, sudah berizin atau belum.

Terpisah, Direktur Pembinaan Keselamata­n Kemenhub Eddi menyatakan sudah mengirim tim menuju Magelang. Saat ini pihaknya masih berkoordin­asi dengan pihak kepolisian untuk proses penyelidik­an.

Eddi juga menampik tegas tudingan tak serius menangani bus pariwisata. Dia mengatakan, pihaknya telah mulai melakukan ramp check pada angkutan umum di sejumlah wilayah. Misalnya di Ciawi, Subang, dan Cianjur. Dalam kegiatan tersebut, 652 kendaraan diperiksa. Hasilnya, 37,12 persen angkutan umum ternyata tak laik jalan. ”Langsung dilarang jalan.”

Pihaknya pun telah bersurat ke dinas perhubunga­n dan kepolisian di seluruh Indonesia untuk kegiatan ramp check itu. Pemeriksaa­n yang dilakukan meliputi pemeriksaa­n administra­tif, kelengkapa­n teknis seperti fungsi rem, dan kelengkapa­n penunjang seperti spidometer. Kegiatan tersebut wajib diselengga­rakan di terminal maupun pul bus. ”Kami sangat serius soal safety ini. Tidak mainmain,” tandasnya.

Salah seorang penumpang bus nahas itu, Siti Fatimah, 18, siswa kelas X, mengatakan, saat kejadian, dirinya dan hampir semua penumpang sedang tidur. Tiba-tiba terdengar suara benturan karena bus yang ditumpangi­nya menabrak bus di depannya. Setelah itu bus oleng, kemudian terguling-guling.

”Saat itu saya duduk di tengah samping kanan. Terdengar bunyi meletus. Setelah bus bergulingg­uling, saya tidak ingat lagi. Yang penting saya bisa merangkak keluar,” kisah Siti saat menjalani perawatan di RST Soedjono Magelang.

Sopir bus Heryana saat ditemui sejumlah wartawan di RSUD Kota Magelang menerangka­n, bus yang dikemudika­nnya mengalami rem blong. ”Kali pertama bus menabrak bus di depan, kemudian melaju tak terkendali. Terus bergulingg­uling. Bus masih baru. Saya dulu sudah pernah lewat jalan itu.”

Heryana menceritak­an, rombongan memilih lewat jalur alternatif Salatiga–Magelang karena mendapat informasi bahwa Jalan Raya Semarang–Magelang di wilayah Bawen macet. ”Akhirnya kami putuskan melalui jalan Salatiga, tapi ternyata malah seperti ini,” sesalnya.

Kecelakaan tersebut menewaskan dua penumpang bus di lokasi dan satu di rumah sakit. Mereka adalah Rendi Ferdiansya­h, 18; Mita Sumiyati, 18; dan Sarifah Nurjanah, 18. Semuanya berasal dari kampung yang sama, Citeureup, Bogor. Bus Nyelonong, Dua Korban Tewas di Pasuruan Kecelakaan maut juga terjadi di jalur Surabaya–Malang. Bus Kalisari bernopol L 7027 UL kehilangan kendali setelah mobil di depannya mengerem mendadak. Bus pun keluar badan jalan, lantas menghantam motor yang ditumpangi tiga orang di bahu jalan. Laju bus baru berhenti setelah menabrak bangunan di pinggir jalan.

Imbas kecelakaan itu, dua orang meninggal dunia di lokasi kejadian. Keduanya adalah suami istri Abdul Rokim, 35, dan Naima, 30, asal Dusun/Desa Lecari, Kecamatan Sukorejo. Selain itu, 14 orang lainnya mengalami luka-luka.

Dari informasi yang dihimpun Jawa Pos Radar Bromo, kecelakaan maut tersebut terjadi pukul 06.30. Pagi itu bus antarkota dalam provinsi (AKDP) Kalisari yang dikemudika­n Yoyok Yoga Prasetio, 34, warga Dusun Tawang, Desa Tawangrejo, Kecamatan Pandaan, melaju dari utara.

Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Jatim AKBP Eddwi Kurniyanto mengungkap­kan bahwa penyebab kecelakaan bus Kalisari murni situasi mendadak. Tidak ada indikasi rem blong. ”Itu murni karena kondisi spontan saja,” ucap Eddwi ketika dihubungi via telepon. (mia/jun/aji/ton/c9/ang)

 ?? AGUS HADIANTO/JAWA POS RADAR KEDU ?? RINGSEK: Petugas Polres Magelang setelah mengevakua­si bus PO Subur Jaya yang terguling di Jalan Raya Magelang-Salatiga. Tiga orang meninggal dalam peristiwa itu.
AGUS HADIANTO/JAWA POS RADAR KEDU RINGSEK: Petugas Polres Magelang setelah mengevakua­si bus PO Subur Jaya yang terguling di Jalan Raya Magelang-Salatiga. Tiga orang meninggal dalam peristiwa itu.
 ?? M. ZUBAIDILLA­H/JAWA POS RADAR BROMO ?? NYUNGSEP: Bus Kalisari berhenti setelah menabrak rumah di daerah Pasuruan kemarin.
M. ZUBAIDILLA­H/JAWA POS RADAR BROMO NYUNGSEP: Bus Kalisari berhenti setelah menabrak rumah di daerah Pasuruan kemarin.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia