Polri Bongkar 182 Ton Bawang Selundupan
JAKARTA – Melambungnya harga bawang putih tidak lepas dari adanya permainan kartel. Kemarin (16/5) Bareskrim Polri menangkap tiga terduga anggota kartel. Mereka menyelundupkan 182 ton bawang putih asal Tiongkok dan India melalui jalur laut.
Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dirtipideksus) Bareskrim Brigjen Agung Setya menjelaskan, awalnya yang diungkap adalah penimbunan 182 ton bawang putih di gudang milik PT TPJ di Jalan Marunda, Jakarta Utara
Ternyata, dari pemeriksaan itu diketahui bahwa bawang putih yang ditimbun tersebut berasal dari luar negeri, yakni Tiongkok dan India. ’’Bawang putih ini dimasukkan melalui jalur laut,’’ terangnya saat dihubungi Jawa Pos tadi malam.
Dipastikan juga, dokumen importasi bawang putih tersebut ilegal. ’’Pengembangan kasus ini masih dilakukan,’’ ujar jenderal berbintang satu tersebut.
Penyelundupan bawang putih itu dilakukan dua perusahaan, yakni PT NBM dan PT LBU. Impor dilakukan secara bertahap sejak April2017.’’Semuaorangdarikedua perusahaan diperiksa,’’ paparnya.
Dalam kasus tersebut, tiga orang sudah diamankan. Yakni pemilik barang, pemilik gudang, dan sopir truk pengangkut bawang putih. Yang pasti, polisi akan memetakan konstruksi kasus tersebut. ’’Semua yang terlibat tentu akan dimintai pertanggungjawaban,’’ tegasnya.
Menurut dia, masyarakat dan media massa tidak boleh terpancing provokasi kartel untuk menaikkan harga bawang putih. Sebab, saat harga naik, kartel itu akan merampok masyarakat. ’’Saya harap semua jangan terpicu untuk naik-naikkan harga. Memang dampak media yang sebut harga pangan naik itu sangat berdampak. Mereka inilah yang memanfaatkannya,’’ ungkapnya.
Dia menjelaskan, soal bawang putih itu asal Tiongkok dan India, diketahui bahwa sedang ada panen besar di sana. Karena itu, sangat mungkin ada spekulan yang ingin bermain. ’’Kondisi ini kami waspadai,’’ ujarnya.
Pengungkapan tersebut merupakan bagian dari kinerja Satgas Pangan Polri yang diketuai Irjen Setyo Wasisto. ’’Dengan satgas ini, semua distribusi pangan dan harganya dipantau. Penyebab kenaikan akan diteliti,’’ kata mantan wakil Dirtipideksus tersebut.
Menurut dia, semua kartel yang bermain curang dalam distribusi pangan akan dihukum semaksimal-maksimalnya. ’’Hukum maksimal. Sebab, kami merasa ini saatnya penegakan hukum bermanfaat untuk orang banyak,’’ tuturnya. (idr/c5/ang)