Peraih Medali ISG Tak Terima Bonus
BAKU – Penyelenggaraan Islamic Solidarity Games (ISG) 2017 di Baku, Azerbaijan, memberikan napas segar bagi kontingen Indonesia. Hingga hari kelima, para wakil Merah Putih mampu meraih 5 emas, 13 perak, dan 14 perunggu. Cabang olahraga (cabor) angkat besi dan renang masih menjadi tumpuan untuk mendulang medali pada ISG kali ini.
Beberapa cabor memang menjadikan ISG sebagai ajang tryout menuju SEA Games 2017 di Malaysia.Meskibelummembuahkan hasil maksimal, beberapa peningkatan dari hasil latihan sudah memberikan optimisme saat bertarung di SEA Games.
Apresiasi tinggi diberikan Menpora Imam Nahrawi terhadap perjuangan delegasi Indonesia di Azerbaijan. ’’Bagaimana pun saya melihat persiapan mereka juga sangat mepet,’’ ucapnya. Menurut dia, ajang ISG memang digunakan untuk mengukur kekuatan Indonesia di ajang yang lebih besar seperti SEA Games. Ajang itu juga merupakan persiapan ke Asian Games 2018.
Namun, dia memastikan Kemenpora tidak menganggarkan bonus bagi atlet-atlet yang berlaga di ISG. Sebab, pemerintah kini sedang fokus pada Asian Games 2018. ’’DI ISG memang tidak ada anggaran. Nanti, bonus-bonus itu akan kami geser ke atlet berprestasi di SEA Games dan Asian Games,’’ ungkapnya.
Sementara itu, dua lifter andalan Indonesia, Edi Kurniawan dan Ketut Ariana, yang turun di kelas 77 kg tidak mampu menyaingi kekuatan Mahmoud Mohammed asal Mesir. Bertempat di Azal Arena Weightlifting Academy, Baku, Azerbaijan, Edi Kurniawan malah terkena diskualifikasi. Ketut Ariana bertengger di peringkat keenam dengan total angkatan 307 kg. (tif/c20/ady)