Jawa Pos

Kekompakan Tim Hasilkan Harmonisas­i Suara Merdu

Libels Voice (Livo) SMAN 15 menyabet tujuh penghargaa­n pada dua kompetisi paduan suara internasio­nal di Italia. Itu buah semangat, keuletan tinggi, dan konsistens­i berlatih. Bravo.

- EDI SUSILO

AROMA bunga melati tercium semerbak memenuhi ruang kedatangan internasio­nal, Terminal 2 Bandara Juanda, Senin malam (15/5). Aroma tak biasa itu berasal dari buntelan yang dibawa para penjemput yang menunggu di sekitar pintu keluar bandara. Buntelan terbungkus daun pisang itu berisi kalung dari untaian bunga melati.

Tepat pukul 22.40, para penjemput tersebut mulai membentuk barisan. Memanjang dari bibir pintu keluar hingga memanjang ke belakang. Barisan itu membentuk dua saf. Satu berada di sebelah kanan pintu keluar. Barisan satunya berada di sebelah kiri pintu.

Selang beberapa menit, penumpang pesawat muncul dari pintu keluar. Adegan itu membuat para penjemput yang berbaris mulai cemas. Tapi, yang ditunggu akhirnya muncul juga. Serombonga­n remaja keluar dengan mengenakan kaus hitam. Tulisannya, Un decennio benedetto. Bahasa Italia. Artinya, sebuah dekade yang penuh berkat.

Barisan yang semula rapi pun sedikit berserak

Seiring dengan sorak meriah menyambut kedatangan 41 siswa SMAN 15 Surabaya, rombongan penumpang itu, yang baru datang dari Italia. Ucapan selamat mengalir deras. Tidak sedikit yang berurai air mata saat mengalungk­an untaian melati di masing-masing siswa. Ya, para penjemput tersebut merupakan keluarga dan saudara yang ingin menyambut kedatangan putra-putrinya. Yang baru saja mengharumk­an nama Indonesia di kancah dunia melalui suara.

Puluhan siswa yang tergabung dalam Libels Voice (Livo) itu memang istimewa. Berbekal persiapan matang, tim paduan suara milik SMAN 15 tersebut baru saja menyabet tujuh penghargaa­n di dua kompetisi paduan suara berskala internasio­nal. Yakni, 4th Queen Adriatic Sea Choral Festival 2017 pada 4–6 Mei di Cattolica, Italia. Ada juga 1st Lorenzo De’Meidici Internatio­nal Choral Competitio­n 2017 pada 9–11 Mei di Florence, Italia.

”Bersyukur, kami bisa mendapat banyak penghargaa­n di sana. Ini merupakan kado terbaik,” terang Ketua Livo Shafira Putri Kusumaning­ayu kepada Jawa Pos dengan mata berkaca-kaca.

Bagi dia, kemenangan itu adalah hasil usaha keras seluruh tim yang tetap solid hingga kompetisi usai. Perjuangan untuk bisa memboyong tujuh penghargaa­n tersebut memang tidaklah mudah. Banyak pengorbana­n yang telah dilakukan tim.

Livo mempersiap­kan latihan untuk perlombaan tersebut sejak akhir November 2016. Seminggu tiga kali, latihan rutin terus dilakukan. Mulai berlatih vokal, nada, hingga koreografi. Semuanya dilakukan secara bertahap hingga semua individu menguasai materi.

Untuk menjaga suara tetap prima, seluruh tim yang tergabung dalam Livo juga dituntut mengubah pola hidup. Khususnya pola makan yang bisa memengaruh­i kualitas suara. ”Pola pantangan makan ini sepertinya terlihat sederhana. Tapi, kalau dijalani, cukup berat juga,” ujarnya, lantas terkekeh.

Maklum, hampir seluruh makanan yang dilarang untuk dikonsumsi itu merupakan kudapan lezat. Misalnya, cokelat, gorengan, es krim, hingga makanan yang mengandung banyak penguat rasa (MSG).

Meski telah menjalani berbagai persiapan, saat berada di Italia, tim Livo tetap menjumpai beberapa kendala. Salah satunya mengenai iklim. Selama kompetisi, suhu di negeri tersebut cukup rendah. Sekitar 15–10 derajat Celsius. Bahkan, kalau malam dan pagi, suhunya bisa di bawah itu.

Kondisi yang dingin tersebut membuat suara tim sedikit terganggu. Tenggoroka­n cepat kering. Suara menjadi kurang bening. Tim Livo pun sempat kesulitan untuk berlatih pemanasan suara karena keadaan itu.

”Untung, kami bawa water heater,” kata siswa kelas XI MIA 8 tersebut. Air yang telah mendidih setelah dipanaskan, kemudian mengeluark­an uap. Nah, uap itulah yang digunakan tim untuk meng ha ngatkan tenggoroka­n. Caranya dengan mendekat ke alat dan menghirup uap yang keluar.

Kendala lain yang sempat membuat tim sedikit down menjelang kompetisi dimulai adalah ketika tim pesaing dari Rusia melakukan psywar dengan tim lain. Caranya dengan berlatih olah vokal di penginapan. Mereka seolah menunjukka­n kemampuan terbaik kepada seluruh peserta.

Ketika itu, seluruh peserta kompetisi memang ditempatka­n di satu lokasi yang sama oleh panitia. Dengan begitu, setiap aktivitas tim bisa terpantau tim lain. Nah, saat itu suara mereka memang sangat bagus. Tim yang sedang pamer suara tersebut juga punya banyak prestasi gemilang di tingkat paduan suara internasio­nal.

”Jujur mendengar suara mereka, kami sempat down. Khawatir tak bisa memberikan penampilan lebih dari mereka,” tutur siswi 16 tahun itu. Namun, rasa minder tersebut tidak berlangsun­g lama. Setelah mendengark­an suara syahdu tim pesaing itu, Livo mengadakan rapat. Dipimpin sang pelatih, Achmad Yarziq Mubarak, semangat mereka kembali tinggi.

Kembalinya rasa percaya diri itu benar-benar mujarab. Livo berhasil mencapai nilai tertinggi dalam babak grand prix. Yakni, 97,52. Berkat pencapaian tersebut, Livo dinobatkan sebagai Grand Champion of 4th Queen Adriatic Sea Choral Festival 2017.

Mubarak menuturkan, kemenangan itu juga bisa diraih karena Livo punya identitas yang kuat. Misalnya, kostum dan lagu.

Di dua kompetisi itu, Livo menyanyika­n 15 judul lagu. Empat di antara 15 lagu itu berasal dari Indonesia. Yakni, Ugo-Ugo, Soleram, Dendang Alam Khatulisti­wa, dan Janger.

Saat membawakan lagu Janger, mereka tampil begitu total. ”Kami sampai membawa payung khas Bali. Tentu sambil menari juga,” terangnya. Juri pun melongo.

Kepala SMAN 15 Khairil Anwar memberikan apresiasi kepada seluruh tim Livo yang sudah bekerja keras dalam mengikuti kompetisi internasio­nal tersebut.

Khairil berharap, ke depan prestasi Livo terus berkembang dan berkesinam­bungan. Tidak hanya tahun ini. Tahun berikutnya harus lebih baik. Dan, kuncinya adalah regenerasi. Dengan begitu, kualitas dan prestasi itu enggak mandek. (*/c7/dos)

 ?? GALIHCOKRO/JAWAPOS ?? OLEH-OLEH PRESTASI: Achmad Yarziq Mubarak (kiri) memimpin Libels Voice melantunka­n Soleram setelah tiba di Terminal 2 Bandara Juanda, Senin malam (15/5). Mereka menyabet gelar-gelar bergengsi di Italia.
GALIHCOKRO/JAWAPOS OLEH-OLEH PRESTASI: Achmad Yarziq Mubarak (kiri) memimpin Libels Voice melantunka­n Soleram setelah tiba di Terminal 2 Bandara Juanda, Senin malam (15/5). Mereka menyabet gelar-gelar bergengsi di Italia.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia