Jawa Pos

Secepat Memotret, Libatkan Kinerja Otak

SMPN 11 Berupaya Dongkrak Literasi

-

SURABAYA – Banyak yang mendengung­kan literasi. Salah satu upayanya adalah membaca 15 menit sebelum pelajaran dimulai di sekolah. Di SMPN 11, literasi dilakukan dengan lebih progresif. Yakni, membaca cerdas alias smart reading. Satu buku paket bisa dilahap hanya dalam lima menit. Suasana tersebut terlihat di aula sekolah kemarin.

Lailatus Sarifa bersila di aula sekolah. Dia membaur bersama rekan-rekannya. Di tangan siswi kelas VIII itu, terdapat sebuah buku berwarna pink yang berjudul Best Women in Heaven.

Lailatus segera membuka lembar demi lembar buku setebal 196 halaman tersebut. Tangan kanannya meraba tulisan di tiap halaman dari atas ke bawah. Gerakannya cepat. Tak sampai lima menit, dia sudah menyentuh halaman terakhir.

Toha Maksun, guru IPS di SMPN 11, lalu bertanya kepada Lailatus tentang isi buku yang baru dibacanya. Lailatus dengan cekatan membeberka­n isi buku. Dia menyebutka­n, buku itu berkisah tentang perempuan yang didamba surga. Ada sifat-sifat bidadari yang disajikan dalam buku tersebut. Di antaranya, lembut, berparas cantik luar dalam, memesona, dan berkarakte­r muslimah.

Lailatus mengaku belum pernah membaca buku itu. Dia baru membacanya kemarin. Menurut dia, smart reading sangat membantuny­a dalam memahami isi buku secara cepat. ”Sudah diajari baca saat di kelas Pak Toha, juga di rumah,” katanya.

Dulu, lanjut dia, minat baca siswa cukup besar. Mereka rajin pergi ke perpustaka­an atau menyewa komik di tempat persewaan. Kini, anak-anak lebih suka berjibaku dengan game online. ”Apalagi, membaca butuh waktu, paling tidak dua jam. Jadi, mereka makin tidak berminat,” ucapnya.

Karena itu, sebuah metode membaca cepat dan cerdas diciptakan. Membaca paling lama 10 menit. Anak-anak jadi rajin membaca buku pelajaran karena waktunya tidak panjang. Meski demikian, mereka sudah memahami isi buku tersebut secara keseluruha­n. ”Anakanak senang belajar. Malah, bingung mau baca buku apa lagi,” ujarnya.

Permasalah­an yang kerap dialami siswa adalah mudah lupa. Kemarin membaca, hari ini lupa. Dengan metode smart reading, siswa jadi antilupa. Sebab, smart reading melibatkan kinerja otak secara keseluruha­n alias whole brain. ”Ibarat memotret, titik koma juga akan terbaca. Bukan scanning seperti meneliti buku telepon,” terangnya.

Dengan photograph­ic mind, isi buku bisa langsung terekam oleh otak. Menurut Toha, hal itu bisa dilatih. Asalkan ada kemauan untuk berlatih, tidak akan ada kendala.

Toha menambahka­n, smart reading merupakan temuannya yang ketiga. Sebelumnya, ada whole brain activation dan speed learning. Smart reading merupakan pengembang­an dari speed reading. (puj/c18/nda)

 ?? GALIH COKRO/JAWA POS ?? AKTIFKAN OTAK: Toha Maksun (kiri) mendamping­i Selvy Puspita saat menjalani smart reading.
GALIH COKRO/JAWA POS AKTIFKAN OTAK: Toha Maksun (kiri) mendamping­i Selvy Puspita saat menjalani smart reading.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia