Pemijatan Bukan Solusi untuk Posisi Sungsang
ANGGAPAN posisi bayi perlu dibetulkan dengan cara dipijat perlu diluruskan. Tindakan pemijatan malah justru membahayakan nyawa ibu dan bayi dalam kandungan. ”Itu anggapan yang keliru,” kata Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan (Dinkes) Gresik dr Ummi Khoiroh. Pijat ibu hamil hanya boleh dilakukan pada punggung atau kaki. ”Pijat pada bagian perut sangat riskan,” lanjutnya. ”Kalau sudah mengalami solusio plasenta, bayi tidak bisa diselamatkan,” imbuhnya.
Di sinilah pentingnya peran tenaga kesehatan. Dalam hal ini, bidan yang bertugas di wilayah tersebut. Menurut Ummi, pelaksanaan antenatal care (ANC) terpadu bisa mencegah berbagai macam masalah maupun risiko pada ibu hamil. Termasuk kesalahan pemahaman terkait pijat tradisional.
Dengan ANC terpadu, bidan harus memberikan konseling kepada ibu hamil. Bukan hanya saran untuk kesehatan bayi. Melainkan juga hal-hal yang tidak boleh dilakukan ketika hamil.
Selain itu, mantan kepala seksi kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana itu menyebut pentingnya kontrol rutin. Khususnya pemeriksaan ultrasonografi (USG). Hal tersebut bisa mengurangi kekhawatiran ibu hamil terhadap risiko bayi sungsang. ”Tapi, kalau memang hasil USG sungsang, bidan akan melakukan perawatan dan pengawasan lebih ketat. Bukan dipijat,” jelasnya.
Ummi menyatakan, dinkes akan melakukan pembinaan kepada pelaku pijat tradisional. Tujuannya memberikan pemahaman terkait kesehatan ibu hamil. Perempuan yang pernah menjabat kepala Puskesmas Ujungpangkah itu mengaku kasus bayi meninggal akibat solusio plasenta kerap kali ditemukan. Namun, kasus tersebut tidak tercatat dalam angka kematian bayi (AKB). ”AKB yang dicatat adalah bayi lahir meninggal, bukan meninggal dalam kandungan,” terangnya.
Bayi yang meninggal dalam kandungan, kata Ummi, termasuk dalam kasus intra uterine fetal distress (IUFD). Kasus tersebut tidak termasuk dalam indikator pembangunan daerah. ”Penyebabnya trauma klinis,” katanya. ( adi/c6/ai)