Jawa Pos

Stop Pijat Perut saat Hamil

Plasenta Ibu Lepas, Bayi Meninggal Dalam Kandungan

-

GRESIK – Harapan Dewi Ikrima untuk bisa menimang bayinya telah pupus. Anak pertama yang diharapkan justru meninggal ketika masih berada dalam kandungan. Hal tersebut bermula dari Dewi yang mengalami nyeri hebat di bagian perut pada Senin (15/5).

Rasa nyeri itu berlangsun­g cukup lama. Sejak pukul 22.00, rasa nyeri tersebut terusterus­an muncul sampai pukul 02.30. ”Sempat pingsan dua kali,” ujar Muhammad Zaini, suami Dewi, kemarin (16/5).

Tepat pukul 03.00, dia membawa istrinya ke instalasi gawat darurat RS Semen Gresik. Rumah sakit tersebut merupakan yang paling dekat dengan rumahnya di kawasan Giri, Kebomas. Dewi masuk ke ruang operasi pukul 04.00. Meski usia kandungan masih 33 minggu atau sekitar 8 bulan, operasi harus dilakukan. Pukul 05.50, operasi Caesar tuntas dilakukan. Sayang, bayi di dalam kandungan sudah meninggal.

Setelah terjaga, keluarga memberi tahu Dewi mengenai bayinya. Mendengar kabar duka itu, Dewi sempat shock. Tubuhnya lemas. Sebab, dia mengalami perdarahan dalam ( internal bleeding). Kadar hemoglobin (Hb) hanya 5 gr/dL. Padahal, normalnya adalah 11,5 gr/dL.

Dokter yang menangani Dewi, dr M. Maksum SpOG, menyatakan bahwa bayi Dewi mengalami solusio plasenta. Itu adalah kondisi lepasnya plasenta dari dinding rahim bagian dalam sebelum persalinan. Kepada dokter, Dewi mengaku pernah melakukan pemijatan di bagian perut.

Plasenta yang terlepas, lanjut dia, akan mengganggu asupan nutrisi bayi. Termasuk oksigen yang didapat dari sang ibu. Akibatnya, bayi meninggal di dalam kandungan. ” Denyut jantung bayi tidak terdeteksi,” ungkapnya.

Alumnus Universita­s Airlangga Surabaya itu menyebut ada beberapa penyebab solusio plasenta. Hal tersebut diduga karena ibu hamil mengalami hipertensi pada masa kehamilan atau preeklamps­ia (PE). Namun, yang paling sering dijumpai adalah karena pemijatan di area perut. ”Itu bukan kali pertama,” ucapnya. ”Padahal, selalu diedukasi ketika kontrol kehamilan, ” imbuhnya.

Menurut Maksum, pemijatan di area perut ibu hamil sangat tidak disarankan. Tindakan tersebut dinilai sangat berbahaya. ”Bayi di dalam kandungan bisa menata diri secara alami. Jadi, tidak perlu dipijat untuk menata posisinya,” jelasnya.

Perdarahan yang dialami Dewi tergolong parah. Dia kehilangan 1,2 liter darah. Hal itu memicu munculnya rasa nyeri hebat secara terus-menerus. ”Nyeri kontraksi tidak muncul terus-terusan,” lanjutnya.

Saat ini Dewi menjalani pemulihan kondisi di ruang bersalin RS Semen Gresik. Hingga kemarin, dia menghabisk­an empat kantong darah. ”Semoga bisa segera sembuh dan bisa pulang,” kata Zaini. ( adi/c16/ai)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia