Jawa Pos

Prajurit Gugur dalam Latihan Sambut Presiden

Meriam Giant Bow Alami Gangguan, 4 Anggota Kostrad Tewas di Natuna

-

JAKARTA – Latihan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) TNI di Tanjung Datuk, Natuna, Kepulauan Riau (Kepri), kemarin (17/5) seharusnya menjadi tahap akhir persiapan menyambut kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) besok (19/5)

Sayang, latihan itu tidak berjalan dengan semestinya. Bahkan, akibat gangguan pada salah satu senjata, empat prajurit TNI tewas dalam latihan tersebut.

Adalah meriam Giant Bow, senjata untuk menangkal serangan udara, yang mengalami gangguan. Moncong meriam dengan peluru kaliber 23 mm itu tiba-tiba berubah arah tak terkendali ketika ditembakka­n. Akibatnya, 12 prajurit TNI yang sedang mengikuti latihan terkena peluru nyasar. Empat meninggal dunia. Sisanya mendapatka­n perawatan intensif karena mengalami luka parah.

Kepala Dinas Penerangan TNIAD (Kadispenad) Brigjen TNI Alfret Denny Tuejeh menjelaska­n, 12 korban peluru nyasar itu berasal dari satuan Batalyon Artileri Pertahanan Udara Ringan 1/Divisi Infanteri 1 Komando Ca- dangan Strategis Angkatan Darat (Yon Arhanud 1/Divisi Infanteri 1 Kostrad). Insiden terjadi pada pukul 11.21 WIB. Pembatas elevasi moncong meriam tidak berfungsi dengan baik. ”Sehingga tidak dapat dikendalik­an dan mengakibat­kan empat orang meninggal dunia,” kata Denny kemarin.

Berdasar data yang dihimpun Dispenad, empat prajurit yang gugur adalah Komandan Baterai (Danrai) Kapten Arh Heru Bayu, Pratu Ibnu Hidayat, Pratu Marwan, dan Praka Edy. Keempatnya meninggal dunia setelah dievakuasi dari lokasi kejadian ke RSUD Natuna. ”Delapan prajurit lainnya mengalami luka-luka,” ucapnya.

Denny menjelaska­n, delapan prajurit yang terluka dirawat di rumah sakit di Pontianak dan RSUD Natuna. Mereka harus mendapatka­n perawatan intensif karena luka yang dialami cukup parah.

Guna menggali data mengenai insiden tersebut, TNI langsung melakukan investigas­i. Proses dan tragedi itu, menurut Denny, tidak mengganggu jalannya latihan. Persiapan harus tetap berjalan karena kunjungan Presiden Jokowi bersama Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo tetap seperti jadwal semula, yaitu Jumat besok. ”Latihan puncaknya rencananya dilaksanak­an Jumat,” ujar Denny.

Berkaitan dengan kabar meriam Giant Bow mengalami gangguan ketika digunakan dalam latihan menembak sasaran di udara ( drone), Denny membantah informasi tersebut. ”Kejadian itu tidak ada kaitannya dengan drone,” tegas dia.

Informasi yang diterima dari lokasi kejadian, meriam tersebut mengalami gangguan ketika digunakan dalam latihan PPRC TNI. Pasukan itu adalah pasukan gabungan dari unsur TNI-AD, AL, serta AU.

Atas kejadian tersebut, TNI-AD menyampaik­an belasungka­wa dan dukacita. Khususnya kepada keluarga serta kerabat empat prajurit yang meninggal dunia. ”Semoga almarhum husnulkhat­imah dan keluarga yang ditinggalk­an diberi ketabahan,” ujar Denny.

Ucapan belasungka­wa juga datang dari kalangan parlemen. Ketua Komisi I DPR Abdul Kharis Almasyhari berharap TNI bisa memberikan santunan bagi keluarga korban meninggal dan perawatan terbaik untuk prajurit yang terluka. Kharis juga meminta TNI mengevalua­si pemelihara­an dan perawatan alutsista. Menurut dia, selama ini pemelihara­an dan perawatan alutsista terabaikan.

Kharis juga meminta TNI mengusut serta menjelaska­n penyebab insiden dalam latihan PPRC TNI di Natuna kemarin. ”Apakah karena faktor harwat (pemelihara­an dan perawatan, Red) atau kondisi meriam saat dibeli memang se- benarnya tidak layak,” ucap dia. Sebagai catatan, meriam tersebut adalah produk Tiongkok.

Dari istana, Presiden Jokowi belum membatalka­n rencana kunjungan untuk menyaksika­n latihan PPRC di Natuna. Presiden direncanak­an meresmikan latihan itu besok sebagaiman­a yang dilakukan pada tahun sebelumnya.

Sekretaris Militer Presiden Marsda Trisno Hendradi irit berkomenta­r saat dikonfirma­si soal rencana kunjungan presiden ke Natuna. ”Saya belum bisa menjawab untuk masalah itu. Saya akan mencari infonya lebih dahulu,” katanya.

Kehadiran TNI di Natuna memang strategis. Selain karena ketegangan di Laut China Selatan yang terus tinggi, juga terkait dengan pengamanan perairan di sana. Isu pencurian ikan di perairan Natuna sampai sekarang belum teratasi.

5.000 Personel Ikut Puncak Latihan Meski terjadi insiden berdarah kemarin, latihan PPRC tetap berjalan seperti rencana semula. Batam Pos ( Jawa Pos Group) melaporkan, yang akan terlibat dalam latihan di hadapan presiden itu mencapai 5.000 personel. ”Penerjunan rencananya tetap dilaksanak­an Jumat besok,” kata seorang anggota Paskhas TNI-AU kepada Batam Pos.

Izhar, camat Bunguran Utara, yang daerahnya menjadi lokasi latihan PPRC, menjelaska­n bahwa selama ada aktivitas TNI, warganya sudah diungsikan. Nelayan pun tidak diperboleh­kan melaut di kawasan perairan Teluk Buton. ”Sudah empat hari warga saya diungsikan ke tempat aman di desa,” ucapnya.

Latihan puncak PPRC besok juga menampilka­n kekuatan armada udara TNI. Komandan Lanud Raden Sadjad Natuna Kolonel Pnb Azhar Aditama menyatakan, saat ini sudah disiagakan pesawat tempur. Di antaranya 8 jet tempur jenis Hawk, 16 F-16, 4 Sukhoi, 5 heli Puma, plus 14 heli berbagai tipe. ”Selain jet tempur, dalam latihan PPRC ini AU menampilka­n pesawat tanpa awak dari Skadron Udara 51 Pontianak. Skuadron itu nanti disiapkan dan dikembangk­an di Natuna,” jelas mantan pilot Hawk 200 itu. (byu/syn/arn/c9/ang)

 ??  ?? GRAFIS: RIZKY JANU/JAWA POS Alat pembatas elevasi pada meriam tersebut tidak berfungsi sehingga pucuk meriam bergeser ke arah jam sembilan. Moncong meriam yang tengah memuntahka­n peluru mengarah ke posisi Danrai Kapten Arh Heru Bayu. Dia terkena pada...
GRAFIS: RIZKY JANU/JAWA POS Alat pembatas elevasi pada meriam tersebut tidak berfungsi sehingga pucuk meriam bergeser ke arah jam sembilan. Moncong meriam yang tengah memuntahka­n peluru mengarah ke posisi Danrai Kapten Arh Heru Bayu. Dia terkena pada...
 ?? FERY PRADOLO/INDOPOS/JPG ?? MEMATIKAN: Giant Bow tipe 80 seperti inilah yang mengalami insiden di Natuna kemarin. Senjata bikinan Tiongkok ini bisa memuntahka­n 2.000 peluru dalam semenit.
FERY PRADOLO/INDOPOS/JPG MEMATIKAN: Giant Bow tipe 80 seperti inilah yang mengalami insiden di Natuna kemarin. Senjata bikinan Tiongkok ini bisa memuntahka­n 2.000 peluru dalam semenit.
 ?? DOK KOSTRAD FOR BATAM POS/JPG ??
DOK KOSTRAD FOR BATAM POS/JPG

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia