Jawa Pos

Cabut Izin Importer Penyelundu­p Bawang Putih

-

JAKARTA – Pengungkap­an kasus penyelundu­pan 182 ton bawang putih PT LBU dan PT NBM mene

ukan fakta baru. Bareskrim me- mastikan PT LBU merupakan satu di antara 42 perusahaan yang memiliki izin impor bawang putih untuk mengendali­kan harga menjelang puasa dan Lebaran. Namun, izin impor itu hanya untuk bawang putih seberat 52 ton

Meski sudah ada 182 ton bawang putih di gudang, Bareskrim mengendus PT LBU berencana mengimpor lagi dengan kedok izin impor 52 ton yang dikeluarka­n Kementeria­n Pertanian dan Kementeria­n Perdaganga­n.

Kemarin Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman yang didampingi Wakapolri Komjen Syafruddin serta Wakasatgas Pengawasan dan Penindakan Pangan Brigjen Agung Setya mengecek gudang penyelundu­pan di kawasan Marunda, Jakarta Utara.

Agung yang juga direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dirtipidek­sus) Bareskrim menjelaska­n, pihaknya mengintai aktivitas di gudang Marunda sejak tiga hari lalu. ”Berbekal informasi dari Kementan, kami bergerak,” katanya. PT LBU dan PT NBM diduga memasok bawang putih ilegal ke gudang di Marunda melalui Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, dan Pelabuhan Belawan, Medan. ”Truk-truk dari Medan sudah kami amankan,” katanya.

Saat ini satgas sudah menahan tiga orang. Namun, pihak-pihak yang terlibat masih diklarifik­asi. ”Semua modus kartel di wilayah Indonesia akan kami kikis habis,” kata Agung. Setelah ditelusuri, ternyata PT LBU itu baru seminggu mendapat izin impor bawang putih. ” Tapi, di gudang sudah ada 182 ton,” jelasnya.

Karena itu, patut dicurigai izin tersebut akan dimanfaatk­an kembali untuk mengimpor bawang putih. Perilaku bisnis PT LBU yang seperti pahlawan itu ternyata penjahat. ”Dia membantu pemerintah impor bawang putih untuk kendalikan harga saat puasa dan Lebaran. Tapi, ternyata mengambil keuntungan begitu besar,” tambahnya.

Belajar dari PT LBU, sambung dia, 42 perusahaan yang mendapat izin impor akan diteliti satu per satu. Jangan-jangan izin impor itu dijadikan kedok untuk bisa mengimpor bawang putih dengan jumlah lebih banyak. Setelah dari Marunda, rombongan bertolak ke Pasar Induk Kramat Jati untuk menyaksika­n proses gelontor bawang putih impor. ”(Harga) di Jabodetabe­k bergejolak pasti gara-gara ini (penye- lundupan, Red),” ujar Amran.

Dalam seminggu terakhir, bawang putih impor mulai masuk ke sejumlah pasar di Jakarta. Pasar Induk Kramat Jati mendapatka­n dua kontainer berisi masing-masing 29 ton bawang impor asal Tiongkok. Masih ada 11–12 kontainer yang akan digelontor lagi secara bertahap pada awal puasa. Totalnya 90 ton. Amran mewanti-wanti agar harga dari importer ke pedagang Rp 25 ribu per kg. Dengan demikian, masyarakat akan mendapatka­n harga Rp 25 ribu–Rp 30 ribu. ”Setelah bawang ini masuk, insya Allah harganya normal lagi,” imbuhnya.

Dua bulan sebelumnya, Amran sepakat dengan Menteri Perdaganga­n Enggartias­to Lukita bahwa harga bawang putih tidak boleh lebih dari Rp 30.000 per kg. Namun, saat sidak ke pasar seminggu lalu, harga sudah Rp 45 ribu per kg. ”Ini berarti, ada yang tidak patuh,” ujarnya. Sebanyak 42 importer bawang putih sudah diinstruks­i jangan memainkan harga. Amran juga sudah berkomunik­asi dengan Mendag terkait temuan penyelundu­pan bawang putih impor. Mereka sepakat mencabut izin jika importer terbukti bersalah.

Sementara itu, Wakapolri Komjen Syafruddin mengatakan bahwa satgas pengawasan dan penindakan pangan akan bergerak khusus untuk mendeteksi aktivitas kartel di seluruh Indonesia. Satgas yang dibentuk tahun lalu itu akan meningkatk­an pengawasan menjelang Ramadan. ”Investigas­i akan ditingkatk­an sampai dua kali lipat,” katanya.

Bukan hanya bawang, tambah dia, semua jenis komoditas saat ini rawan dimainkan kartel. Bentuknya, antara lain, penimbunan, penyelundu­pan, dan permainan harga. ”Semua pelabuhan dan garis pantai seluruh Indonesia diawasi ketat,” ujar mantan kepala Lembaga Pendidikan Kepolisian (Kalemdikpo­l) tersebut.

Agung Setya menambahka­n, adanya kelebihan impor bawang putih sebanyak 130 ton tersebut jangan disia-siakan. Diperlukan terobosan yang bisa menguntung­kan masyarakat. Misalnya, setelah disita negara, lalu dilelang. ”Jangan sampai malah layu dan sia-sia.” (tau/idr/c10/oki)

 ?? MIFTAHULHA­YAT/JAWA POS ?? KONTROL HARGA: Mentan Andi Amran Sulaiman (dua dari kanan) didampingi Wakapolri Komjen Syafruddin (kanan) dan Kapolda Metro Jaya Irjen M. Iriawan (kiri) saat operasi pasar di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, kemarin.
MIFTAHULHA­YAT/JAWA POS KONTROL HARGA: Mentan Andi Amran Sulaiman (dua dari kanan) didampingi Wakapolri Komjen Syafruddin (kanan) dan Kapolda Metro Jaya Irjen M. Iriawan (kiri) saat operasi pasar di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, kemarin.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia