Tinggal Satu Atap, Dijuluki Ardi Two in One
Foto seorang lelaki yang didampingi dua istri dalam sebuah pesta pernikahan viral di medsos pekan ini. Ada yang mengucapkan selamat hingga mempertanyakan kelanggengan hubungan tersebut nanti. Siapa sebetulnya sang pangeran berbahagia itu?
MENGENAKAN batik kuning plus kopiah, Ardi –begitu pria bernama lengkap Ardiansyah tersebut disapa– terlihat gagah diapit dua istrinya. Dua perempuan yang merebut hati seorang petani itu tak lain adalah Pegi Melati Sukma, 20, dan Ria, 25.
Pacar merah terlihat di kuku jarijemari mereka. Senyum juga selalu menghiasi bibir ketiganya. Namun, mereka tak bisa menutupi kecanggungan satu sama lain. Sekilas, Pegi lebih atraktif jika dibandingkan dengan Ria.
’’ Ya, begitulah kalau cinta,’’ ujar Pegi kepada Sumatera Ekspres ( Jawa Pos Group) yang mengunjungi kediamannya di Dusun V, Desa Kasmaran, Kecamatan Babat Toman, Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, pukul 20.00 WIB kemarin.
Kunjungan tersebut merupakan kali kedua. Berbeda dengan kedatangan Sumatera Ekspres kali pertama sekitar pukul 15.30 WIB, saat itu warga tak terlalu heboh. Nah, pada kedatangan kedua, di rumah Ardiansyah justru kedatangan banyak tamu.
Bukan hanya di Sumatera Selatan, ada juga penelepon dari Bandung yang menanyakan kebenaran pernikahan itu.
Di desanya, Ardi bukan pemuda yang tergolong kaya. Sehari-hari dia menjadi petani karet. Penghasilannya sekitar Rp 900 ribu per bulan. Selama ini Ardi menjadi tulang punggung keluarga, menghidupi ibunya Yusmiati– dan keempat adiknya. Ayahnya, Asri, meninggal empat lalu.
’’Sejak itu, saya yang memikul tanggung jawab keluarga. Nah, sekarang tambah dua istri,’’ kata pria yang tidak tamat sekolah dasar tersebut.
Tapi, Ardi berjanji berlaku adil. Menafkahi kedua istrinya baik secara lahir maupun batin. ’’Kalau sehari dapat Rp 10 ribu, ya terpaksa istri diberi masing-masing Rp 3 ribu. Sisanya buat keluarga,’’ kata Ardi tanpa malu.
Selain soal ekonomi, Ardi terus terang bahwa mereka berbagi ruang di tempat tinggal yang dia sebut gubuk. ’’Karena rumah sempit dan tamu masih ramai, jadi belum sempat malam pertama, Mas,’’ katanya malu-malu.
Kok nekat menikahi dua perempuan sekaligus? Ditanya demikian Ardi terdiam. ’’Namanya jodoh,’’ ujarnya.
Pegi dan Ria bukan warga satu desa. Sebelum hidup serumah, keduanya tidak saling kenal. Pegi disebut kembang desa di tempat tinggalnya, Karang Anyar, Kecamatan Lawang Wetan, Muba. Dia bertemu Ardi pada 2015 lalu di sebuah pesta pernikahan warga. Saat itu Ardi tampil dan menyumbang suara emasnya.
’’Aku tertarik dengan Mas Ardi karena pintar nyanyi. Suaranya bagus,’’ ungkap Pegi. Sejak perkenalan tersebut, keduanya intens berkomunikasi. Padahal, Ardi sudah menceritakan bahwa dirinya punya pacar bernama Ria, 20, warga Desa Karang Ringin, Kecamatan Lawang Wetan, Musi Banyuasin.
Posisi desa Pegi dan Ria bersebelahan. Biasanya, kalau malam mingguan, Ardi ke rumah Pegi yang lebih dekat. Setelah itu, mengunjungi Ria yang sudah delapan tahun dia pacari.
Seiring berjalan waktu, tiba-tiba Ardi mengungkapkan kepada Pegi bahwa dirinya hendak menikahi Ria yang sudah drop out dari salah satu perguruan tinggi di Kota Palembang. Rencana pernikahan ditentukan pada 14 Mei.
’’Saat itu aku datang ke Pegi dan menceritakan rencana pernikahan tersebut,’’ tutur Ardi. Pegi kaget. Dia meminta Ardi bersedia menikahinya lebih dulu. ’’Saya sangat mencintai Ardi. Beliau cowok yang baik dan memiliki wibawa,’’ timpal Pegi yang tamatan SMP itu.
Ardi menikahi Pegi pada 23 April. ’’Nikahnya di rumah ibu. Saya tidak minta uang atau harta apa pun,’’ ucap Pegi. Hanya, Ardi memberikan mahar emas setengah suku kepadanya.
Pegi juga mengizinkan Ardi melaksanakan niatnya menikahi Ria pada 14 Mei. ’’Saya izinkan, Mas. Tidak rela, tapi ya apa boleh buat, Mas,’’ tuturnya.
Harusnya, hanya Ardi dan Ria yang naik pelaminan Minggu lalu. Namun, pihak keluarga Ardi kasihan dengan Pegi yang tak dirayakan pernikahannya. Karena itulah, diputuskan dua perempuan yang dinikahi Ardi tersebut naik semua ke pelaminan. (ce1/c22/ami)