Jawa Pos

Jualan kepada Generasi Millennial

-

JAKARTA – Dunia periklanan dituntut mengikuti perkembang­an zaman. Beda generasi konsumen, beda pula pendekatan yang perlu dilakukan. Topik itu dibahas dalam Hakuhodo Institute of Life and Living di Jakarta kemarin (17/5).

Acara itu diselengga­rakan Hakuhodo Inc, perusahaan periklanan tertua di Jepang. Executive Director of Strategy Hakuhodo Network Indonesia Farhana Devi Attamimi memaparkan, tren konsumen iklan sudah banyak berubah. Terutama untuk menghadapi generasi millennial. Yaitu, mereka yang lahir antara 1980an dan 1990-an.

”Karena populasi segmen ini di ASEAN mencapai lebih dari 30 persen. Mereka sangat berbeda dibandingk­an generasi sebelumnya,” ulas Devi.

Devi menuturkan, konsumen pada generasi millennial tidak dapat dijangkau dengan pendekatan marketing tradisiona­l. ”Apalagi, mereka masih terbagi lagi menjadi segmen yang lebih khusus. Kelompok 1980-an berbeda dengan kelompok 1990-an,” lanjut Devi.

Hakuhodo telah melakukan riset tentang perbedaan preferensi generasi millennial 1980-an dengan 1990-an. Riset itu dilakukan dengan menyurvei 8.100 responden dari 7 negara. ”Kami juga melakukan home visit untuk mendapatka­n hasil maksimal dan membuktika­n sendiri fenomena tersebut,” ungkap Devi

Kesimpulan­nya, dalam konteks habit konsumsi, generasi 1980an cenderung selalu mem- bandingkan produk di dua platform pembelanja­an. Misalnya, online dan offline untuk mendapatka­n barang terbaik. Sebaliknya, daya belanja generasi millennial yang lahir pada 1990an tidak lagi linier. Tetapi, lebih mementingk­an experience dari suatu produk.

Devi menyebutka­n, tantangan bagi industri saat ini adalah merumuskan kemasan iklan ataupun kampanye yang relevan dengan konsumen. ”Karena industri sering mengatakan bahwa produknya menyasar generasi muda, padahal belum mengenal lebih jauh bahwa di dalam kelompok itu masih ada segmentasi yang lebih khusus lagi,” beber Devi.

President Director Hakuhodo Indonesia Irfan Ramli menegaskan bahwa kelompok generasi millennial memang sangat khas dan memerlukan perhatian khusus. ”Untuk bisa membaca keinginan konsumen, produsen harus pintar-pintar memahami gap tersebut. Jadi, kreatif tidak hanya seperti membuat gambar, tapi kreatif di sini harus memahami apa yang diinginkan konsumen,” ujar Irfan.

Menurut Irfan, pemaparan kemarin diharapkan dapat mempermuda­h produsen untuk membidik target market dan target konsumen. ”Kami yakin market generasi millennial sangat besar. Mereka inilah yang mendrive dunia digital. Siapa yang pandai membaca keinginan generasi millennial, mereka akan mendapatka­n market yang besar,” ungkap Irfan. (agf/c6/ang)

 ?? MUHAMAD ALI/JAWA POS ?? IKUTI ZAMAN: Chairman Hakuhodo Network Indonesia Irfan Ramli (tiga dari kanan) bersama President Hakuhodo Internatio­nal Ichiro Zama (dua dari kanan), Goro Hokari (kanan), dan Devi Attamimi di Jakarta kemarin.
MUHAMAD ALI/JAWA POS IKUTI ZAMAN: Chairman Hakuhodo Network Indonesia Irfan Ramli (tiga dari kanan) bersama President Hakuhodo Internatio­nal Ichiro Zama (dua dari kanan), Goro Hokari (kanan), dan Devi Attamimi di Jakarta kemarin.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia