PSSI Tidak Khawatir Terjadi Defisit Wasit
Meski Ada 21 Perangkat Pertandingan Yang Disanksi
JAKARTA – PSSI tak khawatir mengalami defisit perangkat pertandingan untuk Liga 1. Meski jumlahnya berkurang menyusul dihukumnya tiga wasit dan lima asisten wasit, stok masih melimpah.
Menurut Pelaksana Tugas Sekjen PSSI Joko Driyono, stok perangkat pertandingan yang mereka miliki masih banyak. Saat melakukan penyegaran wasit awal April lalu di Jakarta, total ada 36 korps pengadil lapangan yang dinyatakan lolos tes. Alias dianggap layak untuk memimpin pertandingan di kompetisi kasta tertinggi tanah air itu.
”Artinya, kalau ada 8 wasit yang kami rumahkan, masih tersisa 28 wasit. Itu sudah sangat cukup untuk memimpin pertandingan setiap pekan,” kata Joko yang juga menjabat wakil ketua umum PSSI tersebut. Sebab, tiap pekan, dibutuhkan sekurang-kurangnya 18 wasit untuk Liga 1. ”Sembilan di tengah dan sembilan di pinggir lapangan,” lanjutnya.
Pada Senin (15/5), Executive Committee (Exco) PSSI menggelar rapat evaluasi kompetisi bersama operator kompetisi, PT Liga Indonesia Baru (LIB). Keputusannya, ada 21 perangkat pertandingan yang harus ”gantung peluit” untuk sementara (
Jumlah itu lebih banyak daripada keterangan awal yang diberikan PSSI beberapa saat setelah rapat. Yakni, hanya 18 perangkat pertandingan. Namun, berapa lama persisnya durasi hukuman untuk ke-21 orang itu belum diputuskan. Yang jelas, larangan memimpin pertandingan tersebut berlaku per 15 Mei lalu.
Para perangkat pertandingan yang menerima sanksi itu terdiri atas 8 wasit dan asisten wasit di Liga 1 serta 13 wasit dan asisten wasit di Liga 2. Salah seorang wasit Liga 1 yang turut dirumahkan adalah Fariq Hitaba. Wasit asal Jogjakarta itu mendapat sorotan luas saat memimpin laga Perseru Serui vs PSM Makassar di Stadion Marora, Serui (4/5). Ketika itu, terjadi insiden sikutan yang dilakukan bek Perseru M. Zaenudin kepada penyerang PSM Reinaldo Elias da Costa.
Lantaran sikutan tersebut, Reinaldo sampai tak sadarkan diri dan harus dilarikan ke rumah sakit. Pelatih PSM Robert Alberts menyebutkan bahwa pemainnya itu bisa saja kehilangan nyawa karena kejadian tersebut. Namun, wasit Fariq tidak memberi Zaenuri kartu apa pun.
Tentang berapa lama sanksi yang harus dijalani Fariq, Joko bergeming. Menurut dia, sanksi yang dijatuhkan kepada para perangkat pertandingan itu tidak seragam. ”Kami akan mengadakan rapat finalisasi lagi untuk menentukan tingkat kesalahan dan hukuman mereka,” jelasnya.
Dalam perkembangan yang sama, Wakil Ketua Exco PSSI Bidang Kompetisi Hidayat menuturkan bahwa langkah tegas harus diambil untuk menghukum para pengadil lapangan yang dianggap lalai. ”Sebab, wasit adalah pilar utama kompetisi. Kalau kinerja mereka buruk, kualitas pertandingan juga buruk,” tuturnya. (ben/c16/ttg)